BANTENRAYA.COM – Di tengah kebutuhan akan ulama yang tidak hanya menguasai ilmu agama tetapi juga memiliki wawasan luas, Ustadz Adi Hidayat menghadirkan sebuah terobosan pendidikan melalui pondok pesantren MIRA Institute (Ma’had Islam Rafiah Akhyar Institute).
Pesantren yang didirikan Ustadz Adi Hidayat ini berdiri megah di Jl. Baru Cemplang, Cadasari, Pandeglang, Banten ini hadir sebagai wadah untuk mencetak generasi ulama berkualitas dengan pendekatan pendidikan berkelanjutan.
Didirikan pada 11 September 2022, bertepatan dengan hari ulang tahun ke-38 sang ustaz, MIRA Institute mengusung visi besar yakni melahirkan kader ulama intelektual bertaraf internasional.
Setiap tahun, pesantren ini hanya menerima 40 santri pilihan agar pendidikan bisa berjalan secara personal, terarah, dan maksimal.
Dilansir Bantenraya.com dari pesantrenmira.com, di MIRA Institute para santri menempuh pendidikan dalam dua jenjang, yakni setara SMP dan SMA.
BACA JUGA: Apa Itu TKA untuk SNBP? Ini Penjelasannya hingga Jadwal Pelaksanaannya
Kurikulum yang diterapkan menggabungkan pembelajaran agama secara mendalam—seperti fiqh, hadits, bahasa Arab, dan hafalan Al-Qur’an—dengan pelajaran umum yang disesuaikan dengan minat dan cita-cita masing-masing santri.
Setiap santri akan mendapatkan kurikulum yang bersifat personalized, sehingga mereka tidak hanya tumbuh sebagai penghafal ilmu, tetapi juga menjadi pribadi yang unggul sesuai bidang yang diminati.
Jalur Masuk Pondok Pesantren Adi Hidayat
Ada dua jalur untuk bisa bergabung di MIRA Institute:
1. Jalur Internal (Alumni SD Akhyar International Islamic School/AIIS)
Santri yang telah menempuh pendidikan dasar di AIIS bisa langsung melanjutkan ke MIRA Institute tanpa tes apa pun, asalkan mereka dan orang tuanya menyetujui kelanjutan pendidikan tersebut.
2. Jalur Umum (Non-Alumni AIIS)
Jika kuota 40 santri tidak terpenuhi dari alumni AIIS, maka MIRA Institute membuka kesempatan bagi siswa dari luar.
Namun, persaingan di jalur ini cukup ketat. Calon santri wajib melalui seleksi ketat meliputi tes hafalan Al-Qur’an, tes akademik, dan wawancara.
Setelah dinyatakan lolos, santri baru juga harus mengikuti program adaptasi untuk membiasakan diri dengan budaya dan standar keagamaan pesantren. Program adaptasi ini umumnya dimulai setahun sebelum tahun ajaran baru.
Biaya Pendidikan
Hal yang paling menarik, seluruh biaya pendidikan di MIRA Institute ditanggung penuh oleh pesantren alias gratis.
Biaya ini sudah mencakup perlengkapan belajar hingga seragam santri.
Hanya saja, khusus bagi santri jalur umum yang mengikuti program adaptasi, akan dikenakan biaya selama masa adaptasi.
Besarnya tidak disebutkan secara pasti, namun setara dengan biaya pendidikan yang ditempuh santri AIIS sebelumnya.
Setelah program adaptasi selesai, seluruh biaya pendidikan kembali gratis, sama seperti santri dari jalur internal.
Jalan ke Universitas Luar Negeri
Tak hanya fokus pada pendidikan tingkat menengah, MIRA Institute juga mempersiapkan masa depan santrinya hingga ke perguruan tinggi.
Lulusan MIRA Institute diarahkan untuk melanjutkan pendidikan S1, S2, hingga S3 di berbagai universitas luar negeri yang telah menjalin kerja sama dengan pihak pesantren.
Bahkan, pesantren juga membantu mencarikan beasiswa penuh untuk para alumninya.
Untuk informasi lebih lanjut akses laman berikut: https://www.pesantrenmira.com/ ***



















