BANTENRAYA.COM – Institut Agama Islam atau IAI Tazkia Sukses menggelar seminar internasional.
Seminar yang digelar IAI Tazkia bertajuk “Individual Differences and Entrepreneurial Opportunity Recognition” secara daring pada 18 Januari 2025.
Selain itu, seminar internasional IAI Tazkia ini menghadirkan diskusi mendalam tentang peran keberagaman individu dalam mengenali peluang bisnis di tengah tantangan global yang terus berkembang.
Baca Juga: Kick Boxing Indonesia Kabupaten Serang Terjunkan Atlet di Berbagai Kejuaraan Demi Prestasi
Seminar internasional ini dibuka secara langsung oleh Wakil Rektor III IAI Tazkia, Nur Hendrasto, yang dalam keynote speech-nya menggarisbawahi pentingnya memanfaatkan potensi pemuda sebagai aset utama pembangunan ekonomi Indonesia.
“Pemuda adalah motor penggerak inovasi. Kemampuan mereka mengenali peluang dan menciptakan solusi akan menjadi kunci keberhasilan ekonomi masa depan,” ungkapnya.
Dan juga Wakil Ketua Pelaksana, Naurahusna, turut menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta atas partisipasi mereka.
Baca Juga: ASN Pemprov Banten Diminta Tak Percaya Oknum yang Tawarkan Jabatan Tertentu
Ia menegaskan, seminar ini bukan sekadar ruang diskusi, tetapi juga wadah untuk mendorong kolaborasi dan aksi nyata dalam mengembangkan kewirausahaan yang berkelanjutan.
Seminar ini menghadirkan pembicara utama, Pakar Strategi dan Inovasi dari IPADE Business School dan Panamerican University, Meksiko, Asghar Afshar Jahanshahi.
Dengan kehadiran 90 peserta dari berbagai negara, termasuk Indonesia, Nigeria, Pakistan, dan Vietnam, Madagaskar, Myanmar, Yaman, Uganda, dan lainnya, diskusi berlangsung interaktif dan kaya perspektif.
Baca Juga: Rencana Pergeseran Anggaran Pada APBD Kota Serang 2025, Banggar Berikan Masukan Begini
Afshar memaparkan bagaimana keberagaman kepribadian individu dari sisi gelap hingga sisi terang berpengaruh pada pengambilan keputusan kewirausahaan.
Ia menjelaskan konsep seperti Machiavellianisme, humanisme, dan etika Kantian sebagai faktor yang dapat mendorong atau menghambat pengusaha dalam mengenali peluang.
“Kemampuan untuk memahami perbedaan individu dan mengintegrasikan pendekatan analitis berbasis data adalah langkah awal untuk menciptakan inovasi yang relevan,” ujarnya.
Baca Juga: Budi Rustandi – Nur Agis Aulia Bisa Langsung Otak-atik APBD 2025 Setelah Dilantik
Dr. Afshar juga membahas fenomena Generasi Alpha (kelompok yang lahir antara 2010 dan 2024) sebagai motor inovasi digital dan konsumen masa depan.
Menurutnya, generasi ini membawa tantangan dan peluang baru, terutama dengan preferensi mereka terhadap teknologi dan keberlanjutan.
Antusiasme peserta terlihat sepanjang acara, khususnya dalam sesi diskusi interaktif yang mempertemukan berbagai perspektif dari belahan dunia.
Baca Juga: Sampah Berserakan Hingga Tutup Separuh Badan Jalan di Kramatwatu, Bau Tak Sedap Kemana-mana
Peserta juga diberi kesempatan mengisi kuesioner yang disiapkan oleh Afshar untuk memahami bagaimana pola pikir dan pengalaman unik mereka dapat memengaruhi pengambilan keputusan bisnis.
Selain seminar, Tazkia Youthpreneur 2025 juga menghadirkan serangkaian bootcamp sebagai ruang pembelajaran praktis.
Program ini dirancang untuk membimbing peserta, mulai dari siswa SMA hingga mahasiswa, dalam menyusun proposal bisnis yang inovatif dan aplikatif.
Baca Juga: Puluhan Kios Permanen di Taman Sari Kota Serang Direlokasi, Dipindahkan ke Tempat Ini
Dengan pendampingan para ahli, peserta dapat mengasah kemampuan mereka dalam mengenali peluang pasar dan menciptakan solusi yang berdampak.
Sebagai bagian dari rangkaian acara, Kompetisi Tazkia Youthpreneur yang telah dibuka sejak 1 Januari 2025 akan berlangsung hingga 24 Januari 2025.
Kompetisi ini menjadi ajang bagi generasi muda untuk menampilkan ide-ide kreatif mereka dan membuktikan kemampuan dalam menerapkan konsep kewirausahaan ke dunia nyata.
Baca Juga: BI Rate Turun 25 bps, BI Banten Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Bisa Lebih Tinggi
Dengan seminar dan agenda-agenda inspiratif lainnya, Tazkia Youthpreneur terus menunjukkan komitmennya dalam mencetak generasi muda yang adaptif, inovatif, dan siap menghadapi tantangan global. (Febby Prayoga)***