BANTENRAYA.COM – Dalam rangka mengkampanyekan literasi bagi guru pendidikan anak usia dini (PAUD), Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Provinsi Banten melaksanakan Read Aloud untuk Guru PAUD.
Kepala Bidang Perpustakaan Tunul Lasniatin dalam sambutannya menyampaikan, kegiatan ini salah satu bentuk komitmen Pemerintah Provinsi Banten dalam hal ini DPK Provinsi Banten dalam meningkatkan sumber daya manusia di Provinsi Banten dalam bidang literasi.
“Kegiatan ini dilaksanakan selama lima hari dengan dengan menghadirkan 30 peserta yang merupakan guru PAUD se-Provinsi Banten,” katanya.
Baca Juga: Asosiasi Futsal Kota Cilegon Targetkan Jadi Finalis Liga Nusantara Nasional
Ia berharap, kegiatan ini bisa meningkatkan budaya membaca di lingkungan guru PAUD se-Banten, dan melalui kegiatan ini bisa meningkatkan sumber daya manusia khususnya gru PAUD se-Provinsi Banten.
Di lokasi yang sama, Ketua HIMPAUDI Banten Hj. Euis Rusmalina mengatakan, kegiatan ini merupakan bukti nyata dari kolaborasi yang baik antara HIMPAUDI Provinsi Banten, dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten.
Ia menilai, kolaborasi ini sangat penting untuk meningkatkan minat baca anak-anak sejak dini.
Baca Juga: Tingkatkan PAD Banten, Pemprov Upayakan Penarikan Pajak Labuh Jangkar
Dengan adanya kegiatan seperti ini, diharapkan dapat memperkaya perpustakaan sekolah dan PAUD dengan buku-buku berkualitas yang sesuai dengan usia anak.
“Saya ucapkan terima kasih kepada Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Banten atas dukungannya. Semoga kegiatan ini memberikan manfaat yang besar bagi kita semua,” ucapnya.
Sementara itu, Julia Budihardja, pemateri dalam paparannya menyampaikan, berdasarkan pengukuran kegemaran minat baca yang dilakukan secara mandiri oleh Dinas Perpustakaan Dan Kearsipan Provinsi Banten pada tahun 2023, masyarakat Banten memiliki kegemaran membaca pada angka 51, 61. angka tersebut berada pada skala cukup.
Baca Juga: Nikita Mirzani Minta Isa Zega Ditangkap karena Diduga Menistakan Agama Islam
Menurutnya, membaca adalah kegiatan yang dapat dikenalkan kepada anak sejak masih berentuk janin dengan cara dibacakan nyaring oleh orang tua. Metode membaca nyaring dapat terus dilanjutkan hingga anak berusia 8 tahun.
“Tantangan dan solusi dalam read aloud rendahnya urgensi pemahaman membaca nyaring pada orangtua, dan guru keterbatasan akses terhadap buku yang sesuai untuk membacakan nyaring sosialisasi dan pelatihan membacakan nyaring kepada masyarakat, dan tenaga pendidik usia dini bekerjasama dengan TBM dan Perpustakaan desa dalam pemanfaatan bahan bacaan bermutu,” imbuhnya.***