BANTENRAYA.COM – Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi atau STIA Banten mengumumkan pembukaan program kuliah jalur Rekognisi Pembelajaran Lampau (RPL) aparatur desa.
Program dai STIA Banten itu sebagai upaya untuk memberikan kesempatan lebih luas bagi calon mahasiswa yang memiliki pengalaman belajar di luar perguruan tinggi formal.
Program RPL Desa ini merupakan inisiatif dari pihak STIA Banten dalam mendukung akses pendidikan tinggi yang lebih inklusif bagi para aparatur desa.
Kasubag Pengembangan Administrasi dan Promosi STIA Banten Bayu Agustian mengatakan, dalam pembukaan program ini, kampus harus memberikan jurusan yang sesuai dengan kebutuhan dari calon mahasiswa.
Dipilihnya program RPL desa sendiri, kata Bayu, hal tersebut sesuai dengan ketentuan yang disepakati oleh Kemendes PDTT, Kemendagri, dan Kemendikbud Dikti.
Masih kata Bayu, nantinya para aparatur desa yang ingin mengambil kuliah tersebut bisa ditempuh hanya dengan waktu selama 2 tahun.
Baca Juga: Luna Maya Perlihatkan Tekstur Wajah yang Terlihat Keriput, Soal Umur Langsung Disingung-singgung
Program itu bisa dilakukan dengan syarat pegawai tersebut sudah bekerja di desa minimal dua tahun.
“Mereka yang menyelesaikan program ini akan lulus dengan status sarjana,” katanya kepada Bantenraya.com, Senin 27 November 2023.
Bayu menjelaskan, dalam penyelenggaraan program RPL desa ini pihaknya akan bekerja sama dengan forum peduli masyarakat desa yang berada di bawah naungan Kemendes.
Nantinya, STIA Banten bersama forum tersebut akan melakukan pelatihan dan pengujian untuk para peserta sesuai pengalamannya ketika bekerja di desa.
Baca Juga: OJK Sebut Struktur Bank Syariah Masih Timpang, Hanya Satu yang Punya Aset Diatas Rp 100 Triliun
“Jika mereka lulus, mereka akan mendapatkan sertifikat. Nah, sertifikat itu yang nantinya digunakan untuk mengkonversi pengalaman kerja mereka di desa untuk menggantikan 4 semester awal,” ujarnya.
Bayu mengklaim, bahwa STIA Banten sendiri menjadi satu-satunya kampus di Banten yang memiliki izin untuk melakukan program RPL Desa ini.
Apalagi, katanya, jurusan yang paling sesuai dengan kebutuhan desa hanya di kampusnya.
Baca Juga: Sungai Cisata Pandeglang Diduga Tercemar Limbah dari Pabrik Ini, Warga Khawatir Gunakan Airnya
“Tidak hanya untuk aparatur desa di Pandeglang ya, kita jug open untuk mereka yang berasal dari Kabupaten Lebak, Serang atau yang lainnya,” ungkapnya.
Namun, Bayu menerangkan bahwa program ini bukan untuk mempercepat mendapatkan ijazah sarjana atau yang sejenisnya.
Dikatakannya, program ini diperuntukkan untuk mereka yang sebelumnya sudah pernah menempuh pendidikan tinggi atau yang berpengalaman di bidang yang sesuai dengan waktu yang ditentukan.
Baca Juga: Tidak Melaut Karena Cuaca Buruk, Nelayan Pandeglang Pertanyakan Bantuan Beras dari Pemerintah
“Pasti ada yang masyarakat yang menyalah artikan. Namun tentunya kita hanya perlu memasifkan komunikasi saja,” pungkasnya.
Di tempat berbeda, salah satu pegawai di kantor Kelurahan Kadumerak, Septiana mengapresiasi langkah dari STIA Banten.
Menurutnya, STIA Banten sudah satu langkah berada di depan dari kampus lainnya dalam hal inklusifitas pendidikan.
“Buat pekerja kelurahan yang hanya lulusan SMK seperti saya tentu sangat berguna. Gak banyak kampus yang memudahkan seperti itu,” kata Septiana.
Masih kata Septiana, dirinya mengungkapkan bahwa sebelumnya ia sudah mengetahui terkait program RPL Desa yang diselenggarakan di kampus lain.
Ia sendiri sejak awal ingin mengikuti program ini. Namun, katanya, sejak awal ia mencari tahu, masih belum menemukan kampus di Pandeglang yang sudah membuka program tersebut.
Baca Juga: Cara Membuat Pecak Bandeng Khas Banten, Lengkap dengan Resep dan Langkah-langkahnya
“Mungkin abis ini InsyaAllah daftar mungkin ya. Pengen nyari tau lebih dalem dulu,” tuturnya. (mg-aldi) ***