BANTENRAYA.COM – Harga beras di sejumlah daerah di Indonesia termasuk Banten mulai mengalami kenaikan harga. Menanggapi ini, Penjabat Gubernur Banten Al Muktabar menyatakan bahwa harga tersebut masih wajar.
Rohim Boy, salah satu pekerja di Toko Syifa di Jalan Samaun Bakri Kota Serang mengatakan, saat ini harga beras IR 42 yang 1 karung isi 25 kg seharga Rp380.000. Padahal pada Bulan lalu harganya masih Rp340.000 per karung.
Begitu juga beras kerawang seharga Rp290.000 per karung. Sebelumnya beras jenis ini hanya Rp280.000 per karung. Beras OT atau beras Serang juga naik Rp280.000 per karung padahal sebelumnya hanya Rp270.000 per karung.
Beras Solo juga naik menjadi Rp300.000 per karung padahal sebelumnya Rp280.000 per karung. “Seminggu 4 kali naikya kadang,” kata Rohim.
Baca Juga: Walikota Syafrudin Ingatkan Pendamping PKH Soal Pendataan Warga Miskin Harus Akurat
Al Muktabar mengatakan, hasil rapat pengendalian inflasi dengan Kementerian Dalam Negeri didapatkan informasi bahwa sejumlah komoditas saat ini memang sedang mengalami kenaikan harga. Meski demikian, dia mengklaim peningkatan harga tersebugt masih dalam kategori wajar.
“Harga-harga secara nasional memang ada kenaikan tapi masih wajar,” kata Al Muktabar,
Al Muktabar mengatakan, secara nasional saat ini memang terjadi fluktuasi harga pada sejumlah komoditas. Karena itu, bila kemudian terjadi kenaikan harga yang melebihi ambang batas wajar, maka Pemprov Banten secara keseluruhan akan melakukan pengendalian, misalkan dengan melakukan operasi pasar, kerja sama dengan daerah penghasil, mempercepat transportasi, subsidi ongkos angkut, dan sebagainya.
“Sebenarnya kita ini over produksi (padi-red) tapi soal harga kan tersendiri pengaturannya, ada mekanisme pasar yang berlaku,” katanya seraya menambahkan Banten masuk ke nomor 8 tingkat nasional sebagai daerah penghasil padi nasional.
Baca Juga: Jangan Anggap Sepele! Kurang Minum Air Putih Bisa Sebabkan Tiga Masalah Kesehatan Ini
Al Muktabar mengatakan, bila harga beras melonjak, maka pemerintah daerah juga masih memiliki cadangan pangan yang bisa digunakan untuk menstimulus agar harga tidak naik signifikan. Karena itu, pengendalian inflasi yang dilakukan setiap pekan ini juga membahas persoalan tentang kenaikan harga yang terjadi di Provinsi Banten.
Sementara itu, berdasarkan perkiraan Dinas Pertanian Provinsi Banten, panen padi di Banten akan dimulai pada minggu pertama bulan Februari 2023. Sementara puncak musim panen padi akan terjadi pada Maret 2023.
Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Muda Dinas Pertanian Provinsi Banten Dadan Firdaus Setya mengatakan, pada tahun 2023 ini produksi padi ditargetkan akan mampu mencapai 1,9 juta ton. Target ini lebih tinggi dari produksi padi tahun 2022 yang mencapai 1,7 juta ton.
“Panen periode Januari-Maret diperkirakan akan ada 153.192 hektare sawah di Provinsi Banten yang akan memasuki masa panen dan akan menghaislkan 576 ribu ton gabah kering giling,” katanya.
Baca Juga: Waspada….Pandeglang, Serang dan Tangerang Terancam Alami Gagal Panen Padi
Dadan mengatakan, pada Januari ini diperkirakan akan ada 27.361 hektare sawah yang memasuki masa panen padi. Dari jumlah itu, sebanyak 11.164 hektare terdapat di Kabupaten Pandeglang, 7.683 hektare di Kabupaten Lebak, 2.093 hektare di Kabupaten Tangerang, 5.715 hektare di Kabupaten Serang, 25 hektare di Kota Cilegon, dan 681 hektare di Kota Serang.
Sementara pada Februari nanti diperkirakan sebanyak 65.098 hektare sawah di Banten akan memasuki masa panen padi. Dari jumlah itu, sebanyak 18.609 hektare berada di Kabupaten Pandeglang, 27.301 hektare di Kabupaten Lebak, 3.429 hektare di Kabupaten Tangerang, 12.218 hektare di Kabupaten Serang, 133 hektare di Kota Cilegon, 3.408 hektare di Kota Serang, dan 4 hektare di Kota Tangerang.
Baca Juga: Waspada! Ada Penipuan Mengatasnamakan Pj Gubernur Provinsi Banten Menggunakan Nomor Ini
Adapun pada Maret nanti, diperkirakan akan ada 60.733 hektare sawah di Banten memasuki masa panen padi. Dari jumlah itu, sebanyak 23.117 hektare berada di Kabupaten Pandeglang, 10.307 hektare di Kabupaten Lebak, 11.516 hektare di Kabupaten Tangerang, 12.940 hektare di Kabupaten Serang, 135 hektare di Kota Cilegon, 2.703 hektare di Kota Serang, dan 15 hektare di Kota Tangerang. (***)



















