BANTENRAYA.COM – Hujan meteor Perseid akan terjadi di Indonesia pada bulan Agustus 2022, cek lokasinya berikut ini.
Fenomena alam hujan meteor Perseid puncaknya akan terjadi pada 13 dan 14 Agustus 2022.
Lalu apakah hujan meteor Perseid dapat disaksikan di Indonesia?
Baca Juga: Buruan Klaim! Kode Redeem ML Mobile Legends 12 Agustus 2022 Terbaru dan Masih Aktif
Dan dimana tempat terbaik untuk menyaksikan Hujan Meteor Perseid pada 13 dan 14 Agustus nanti? Simak artikel ini sampai selesai.
Sebelum membahas tempat terbaik untuk menyaksikan Hujan Meteor Perseid di Indonesia, mari cari tahu tentang fenomena alam tersebut.
Dilansir Bantenraya.com dari Instagram @lapan_ri, Perseid adalah hujan meteor yang titik radiannya berasal dari konstelasi Perseus.
Baca Juga: Tragis dan Mengenaskan, Wanita Paruh Baya Tewas Terlindas Truk
Perseid memang fenomena alam yang sering terjadi setiap tahunnya, di mana Intensitas maksimum hujan meteor ini adalah sebesar 100 meteor/jam.
Menurut Space.com, hujan meteor Perseid dapat terjadi ketika bumi yang melewati bongkahan es dan batu yang ditinggalkan oleh Komet Swift-Tuttle, yang terakhir melintas dekat Bumi pada tahun 1992.
Lalu wilayah di Indonesia mana saja yang bisa menyaksikan hujan meteor Perseid?
Baca Juga: Orangtua Brigadir J Siap Memaafkan, Asalkan Irjen Fredy Sambo Terbuka Pada Penyidik
Hujan meteor Perseid dapat disaksikan di seluruh wilayah di Indonesia.
Kemudian waktu terbaik untuk menyaksikan hujan meteor Perseid yaitu pada pukul 11 malam di Sabang (atau yang selintang), dan 1 malam di Pulau Rote hingga 25 menit sebelum matahari terbit.
Tempat untuk menyaksikan meteor Perseid hampir dari mana saja, tetapi para ahli mengatakan lebih baik melihatnya di taman atau area terbuka yang jauh dari tempat terang.
Baca Juga: Melihat Bahaya Racun Ikan Stonefish yang Membuat Salah Satu Tim Hanung Bramantyo Jadi Korbannya
Untuk menyaksikan hujan meteor Perseid tidak memerlukan teleskop atau teropong, cukup dengan mata telanjang sana.
Tetapi kamu harus memberi waktu untuk mata sekitar 20 menit untuk menyesuaikan diri dengan kegelapan saat melihat ke langit malam.
Pastikan cuaca saat pengamatan cerah, bebas dari pengahalang di sekitar medan pandang, dan bebas dari polusi cahaya.
Hal ini karena tutupan awan dan skala Bortle (skala kecerlangan langit malam) berbanding terbalik dengan intensitas meteor.
Semakin besar tutupan awan dan skala Bortle, maka semakin berkurang intensitas meteornya. ***


















