BANTENRAYA.COM – Olahraga tinju saat ini popular di masyarakat Indonesia. Olahraga ini salah satu olahraga yang sering ditonton warga.
Tinju merupakan olahraga yang dilakukan dua orang dengan cara saling meninju menggunakan sarung tangan. Tak hanya itu ada aturan yang membatasi oleh raga ini hingga 12 ronde.
Selain itu ada aturan juga bagian mana saja yang tidak boleh ditinju oleh lawan karena merupakan area yang berbahaya.
Sebagai pengetahuan olahraga tinju ini berdasarkan berbagai sumber di populerkan oleh tentara Belanda saat mereka berada di Indonesia.
BACA JUGA : Atlet Tinju PPLP Banten Meninggal di Asrama, Pihak Asrama Diduga Lambat Penanganan
Informasi yang didapat mereka kerap menggelar pertandingan tinju di sela-sela istirahat bertugas. Anggota KNIL (Koninklijk Nederlands Inside Large) bertanding dengan rekannya untuk menunjukkan kejantanan mereka. Tinju ini akhirnya menjadi tontonan warga Indonesia kala itu karena memperlihatkan pertarungan menggunakan tangan dan teknik.
Tinju Ada Sejak Jaman Penjajahan Belanda
Sejak Belanda kalah perang melawan Jepang olahraga ini tetap berkembang. Namun sayangnya tidak ada organisasi yang bertangung jawab terhadap resiko olahraga ini.
Pada saat itu kisaran tahun 1955, Kepolisian Indonesia berupaya membuat oranisasi tunju profesional dan akhirnya pada 28 April 1955 berdirilah organisasi olahraga tinju pertama yakni Persatuan Tinju dan Gulat (PERTIGU) yang dipimpin Frans Mendur.
Olahraga tinju menjadi popular akhirnya. Jelang berlangsungnya Olimpiade Roma tahun 1960, Indonesia ingin berpartisipasi mengikuti tinju. Namun keinginan ini ditolak sebab ketentuan dari IOC (International Olympic Commitee) mengharuskan ada organisasi tinju amatir yang mandiri di Indonesia.
BACA JUGA : Tinju Kabupaten Serang Bawa Pulang 5 Emas Dari Kejurda Pandeglang
Tak mau lambat akhirnya pada 30 Oktober 1959 berdirilah PERTINA (Persatuan Tinju Amatir Indonesia) sebagai organisasi amatir yang hingga saat ini menjadi organisasi tinju di Indonesia. (***)



















