BANTENRAYA.COM – Memilih menjadi pengusaha ternyata mampu merubah nasib banyak orang, tak terkecuali di kalangan perempuan.
Latar belakang kondisi ekonomi yang kurang baik, menjadi motivasi para pengusaha perempun ini untuk memiliki semangat lebih.
Tidak sedikit pula kisah inspiratif di dunia ini, misalnya dari para pengusaha perempuan sukses yang dulunya tidak pernah terbayangkan untuk menjadi orang hebat.
Baca Juga: Investasi Provinsi Banten Masuk 5 Besar Nasional, Nilainya 37 Juta Kali Lipat dari Nilai UMP
Profesi pengusaha tidak hanya dilakukan oleh kalangan laki-laki saja, karir menjadi seorang pengusaha untuk bisa meraih kesuksesan seringkali diwarnai kerja keras dan kegagalan.
Kali ini, Bantenraya.com rangkum 3 sosok inspiratif pengusaha perempuan di Banten yang memiliki kisah from hero to zero.
1. Cici Armeliani (Pengusaha Interior)
Cici terlahir dari latar belakang keluarga yang sederhana, sejak kecil dirinya memang gemar berjualan.
Setiap hendak berangkat ke sekolah Cici selalu menyiapkan jajanan anak sekolah selepas ibadah solat subuh untuk dijual ke teman-teman sekolahnya.
Cici merupakan salah satu lulusan sarjana jurusan Ekonomi dan Bisnis di Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Untirta).
Baca Juga: Jadi Opsi Wisata Religi di Banten, Masjid Raya Al Azhom Kini Bertransformasi Layaknya Masjid Nabawi
selepas lulus kuliah Cici terus menjajal berbagai usaha, mulai dari berjualan baju, tas, bisnis fotocopy, hingga merambah ke bisnis wallpaper.
Wanita berusia 45 tahun kelahiran Rangkasbitung tersebut, akhirnya memilih fokus untuk menekuni bisnis interior sejak tahun 2016.
Sekarang, d satu bulan, Cici menerima rata-rata 15 projek pengerjaan interior dengan harga Rp100 juta per projek.
Baca Juga: Emak-emak Ayo Serbu! Promo Cuci Gudang IKEA Indonesia, Produk Dijual Mulai Rp5.000
Artinya Ia mampu mengantongi omset rata-rata penjualan sebanyak Rp1,5 miliar dalam kurun waktu satu bulan.
2. Malvika Amaliah (Pengusaha Fashion)
Malvika Amaliah merupakan pemilik dari produk Women Wear yang sudah dikenal oleh seluruh masyarakat di Indonesia, hingga mampu menjual 30 ribu pics baju dalam satu bulan.
Keseriusannya terhadap bisnis fashion dimulai sejak duduk di bangku kuliah yaitu saat di Sekolah Tinggi Bahasa Asing (STBA) LIA Jakarta.
Bermodalkan uang yang pas-pasan, Vika mengenalkan berbagai produk mulai dari aksesoris wanita hingga pakaian.
Ia juga termasuk salah satu pengusaha yang menerapkan konsep bootstrapping, atau menggunakan 80 persen uang pribadi untuk menjalankan modal usaha.
Baca Juga: Anda Berminat Jadi Peserta Tender? Pemkab Serang Lelang 164 Proyek
Vika terkadang harus mengorbankan uang makan untuk keperluan modal usaha.
Saat ini usaha fashion miliknya melibatkan 60 karyawan asal yang berasal dari Kota Serang.
Dengan penjualan produk yang fantastis omset penjualan vika mampu menyentuh angka Rp2 miliar dalam sebulan.
Baca Juga: Perankan Antagonis di Marry My Husband, Intip Sepak Terjang Song Ha Yoon
3. Midah Dahmalia (Pengusaha Makanan)
Midah memutuskan untuk merantau ke Kota Serang dari tempat kelahirannya di Bekasi seorang diri pada tahun 2002, dengan mengantongi uang pas-pasan.
Akhirnya, Midah memutuskan menyewa sebuah lapak berukuran 3×4 meter disamping jalan Tol Serang – Tangerang, untuk berjualan aneka jajanan dan minuman untuk orang singgah.
Melihat peluang, banyaknya orang yang meminta jasa penitipan (jastip) oleh-oleh.
Seperti sate bandeng, buah sawo, dan emping akhirnya Midah memutuskan untuk membuat produk sate bandeng sendiri.
Selama hampir 15 tahun menggeluti bisnis olahan makanan dari ikan bandeng tersebut.
Akhirnya Midah mempunyai kesempatan besar untuk produksi makanan dalam jumlah yang besar. Digandeng oleh Bank Indonesia dan Bank BRI untuk pendampingan UMKM.
Baca Juga: Catat! Ini Lumbung Janda Kembang Terbesar di Banten, Serang Masih Aman?
Sejak tahun 2015, Midah mulai melakukan inovasi ke berbagai macam produk olahan bandeng seperti bakso, dimsum, ekado, dan nuget sesuai dengan pesanan.
Hingga saat ini, midah mampu memproduksi hingga 3.000 kilogram ikan bandeng dalam sebulan, serta memiliki 46 orang karyawan dengan omset bulanan Rp170 juta.
Nah itulah beberapa kisah perjalanan bisnis perempuan di Banten yang sukses mengubah nasib, berkat kerja keras dan kemampuan untuk melihat peluang. Semoga bermanfaat. (Raden) ***