BANTENRAYA.COM – Bank Sampah Digital di Banten menargetkan sebanyak 100 sekolah di Kota Serang untuk melakukan penukaran sampah menjadi rupiah sepanjang tahun 2025.
CEO Bank Sampah Digital Desty Eka Putri mengatakan, program tersebut diharapkan mampu berjalan secara berkepanjangan, sehingga anak-anak bisa turut menjaga kelestarian lingkungan.
“Kita berhasil lolos untuk mendapatkan program dari Pertemuan Daerah Lingkungan Hidup (PDLH) RI dan berkesempatan melakukan sosialisasi ke sekolah,” ujar Eka kepada Bantenraya.com, Selasa 6 Mei 2025.
Program sosialisasi tersebut akan dilaksanakan selama enam bulan kedepan, sebagai bagian dari visi dan misi Bank Sampah Digital diantaranya untuk peningkatan ekonomi.
“Bukan hanya untuk menghadapi kritik sosial, namun juga kami ingin memberikan dampak ekonomi meski benefit ini belum besar, karena sejauh ini kita masih mengedepankan pentingnya menjaga lingkungan,” imbuhnya.
Baca Juga: Resmi Dibuka! Beasiswa Kuliah Sarjana di Tunisia, Pendaftaran Sampai Akhir Juni 2025
Adapun Untuk gambaran beberapa harga sampah yang dihimpun oleh Bank Sampah Digital antara lain, gelas plastik di Rp2.700, kardus 1.500, per kilogram.
“kami juga menerima kantong plastik kresek Rp200, logam dengan jenis yang berbeda mulai dari Rp1.700-5.0.000. dan minyak jelantah seharga Rp4.000-6.500 per kilogram,” jelas Desty.
Selain itu, Bank Sampah Digital juga menargetkan sebanyak 7.000 partisipan dan 5.000 nasabah sepanjang tahun 2025. Serta membuat satu hingga dua unit titik baru dimulai dari tingkat RT.
“Untuk saat ini, kita baru memiliki 225 unit titik mayoritas masih di Kabupaten Serang dan Cilegon, selanjutnya kami menggandeng universitas melalui program KKN nya untuk melakukan sosialisasi Bank Sampah Digital,” ujarnya.
Kehadiran Bank Sampah Digital, turut mendorong perekonomian bagi kalangan perempuan, yang notabene banyak menghabiskan waktu di rumah sebagai ibu rumah tangga.
Baca Juga: Selvi Ananda Tinjau Puskesmas Sukasari, Dorong Peningkatan Layanan Kesehatan
“Inspirasi ini sejak Covid-19, saat itu perekonomian lumpuh dan untuk membantu keuangan rumah tangga untuk back up keluarga ibu-ibu juga berperan. Hasilnya, bisa untuk tabungan hingga peruntukan kurban,” kata Desty.(***)



















