BANTENRAYA.COM – Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Dindikbud Kota Cilegon mengakui kesulitan untuk membujuk anak di Kota Cilegon yang mengalami putus sekolah untuk dapat kembali mengenyam pendidikan.
Kepala Dindikbud Kota Cilegon Heni Anita Susila mengatakan, pihaknya saat ini masih terus melakukan upaya untuk membujuk anak-anak, bahkan keluarganya untuk mengizinkan putra dan putrinya yang putus sekolah kembali mengenyam pendidikan.
“Ini memang agak sulit, tapi kita tetap berupaya memotivasi orang tua dan anak-anaknya untuk mengutamakan pendidikan dan mau kembali lagi bersekolah,” kata Heni kepada Banten Raya, Selasa, 17 Juni 2025.
Ia menjelaskan, ada beberapa faktor yang menyebabkan anak sulit dibujuk kembali bersekolah.
Baca Juga: Seleksi Calon Direksi BPRSCM, Pansel Konsultasi ke OJK
“Ada yang karena dari faktor ekonomi, faktor orang tua yang kurang tau kalau sekolah itu penting, kurangnya motivasi anak untuk sekolah karena diminta bekerja oleh orang tuanya,” jelasnya.
Kurangnya pemahaman orang tua yang tak memahami pentingnya pendidikan, kata dia, beberapa orang tua hanya memprioritaskan cara mendapatkan uang.
“Orang tuanya juga kurang pemahaman kalau pendidikan itu penting untuk anaknya, tapi banyak yang justru mementinya punya uang dari kerja saja,” ucapnya.
Berdasarkan data angka putus sekolah tahun 2024 terdapat sebanyak 428 tidak sekolah, dan sebanyak 232 orang sudah kembali bersekolah:
Baca Juga: Target Meningkat Dua Kali Lipat, Lahan untuk Pertanian Jagung di Kabupaten Serang Bakal Ditambah
Tahun 2024 lalu, angka putus sekolah didominasi dari pendidikan SMA, dan terdapat 7 orang penyandang disabilitas, namun 3 orang disabilitas sudah kembali disekolahkan.
Sampai saat ini pihaknya masih dalam proses mengurus data angka putus sekolah tahun 2025 ini di Kota Cilegon bersama dengan beberapa pihak.
“Kalau data tahun 2025 ini masih dalam proses pendataan dari penilik di lapangan door to door. InsyaAllah secepatnya data sedang proses untuk tahun 2025,” harapnya.***

















