BANTENRAYA.COM – Usia Kota Cilegon ke 26 ternyata masih dinilai belum memberikan dampak besar terhadap kesejahteraan rakyat.
Alih-alih banyaknya investasi yang hadir membuat sejahtera, malah membuat masyarakat merasakan pekatnya polusi udara dan pengangguran yang semakin merata.
Kepemimpinan baru Walikota Cilegon Robinsar dan Wakil Walikota Cilegon Fajar Hadi Prabowo dinilai belum memerlihatkan keberpihakannya terhadap masyarakat.
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam atau HMI Komisariat Fakultas Teknik Al Khairiyah Tb Rizki Andika menyebutkan, dari porsi kebijakan anggaran belum terlihat adanya keberpihakan menyelesaikan program, misalnya pemerintah tidak membuka berapa anggaran untuk menyelesaikan masalah pengangguran, kesehatan dan Pendidikan.
Baca Juga: Bakti Sosial Aliansi BEM Banten Bersatu di Dua Desa di Kecamatan Cinangka, Ini yang Dilakukan
Hal itu terlihat dari belanja pegawai yang masih sangat besar.
“Belanja pegawai masih diatas 40 persen, itu menunjukan keberpihakan terhadap program masih minim. Program pengguran berapa besar tidak terlihat, Pendidikan juga sama, apalagi masalah sosial mengentaskan kemiskinan belum terlihat anggarannya dan terbuka,” ucapnya.
Soal polusi, ujar Rizki, masih menghantui masyarakat Kota Cilegon, apa solusi yang ditawarkan juga tidak jelas, apakah penghijauan atau bagaimana.
“Industri selalu mengalami masalah, dibandingkan menyerap tenaga kerja malah lebih banyak polusi Udara yang dirasakan masyarakat,” ucapnya.
Baca Juga: Robinsar Ungkap Masalah Pengangguran di Kota Cilegon yang Belum Terurai di Awal Pemerintahannya
Sementara itu, Ketua Ikatan Mahasiswa Cilegon Ahmad Maki menyampaikan hal yang sama, dalam 100 hari kerja belum ada yang dilakukan Robinsar dan Fajar.
“Sejauh ini memang belum 100 hari, pembangunan belum terlihat, masih kurang, masih 100 hari kerja bisa dimaksimalkan untuk masyarakat, pembangunan pendidikan, kesehatan dan pelayan-pelayannya. Melihat kepemimpinan, ini kinerja belum baik dan lalai akan terus mengingatkan, kedepan, dari 100 hari belum terlihat ada tapi tidak tuntas,” ujarnya.
Maki menyatakan, harapan di HUT Kota Cilegon yang sudah 26 tahun bukan umur anak-anak , dan sudah dewasa, kepemimpinan harusnya bisa membuktikan diumur yang 26 tahun harus lebih baik lagi.
“Sudah dewasa bisa berfikir yang baik dan buruk, mana yang diprioritaskan harus dilakukan,” jelasnya.
Baca Juga: Daftar Walikota Cilegon dari Awal Berdiri hingga Kini Peringati HUT ke-26, Ada yang Jadi Ketua PSSI
Hal sama disampaikan Presiden Mahasiswa Universitas Al Khairiyah Afni, menurutnya tantangan terbesar bagi kepemimpinan nanti adalah bonus demografi. Dimana, daya saing menjadi hal Utama.
Jika Pemkot Cilegon tidak fokus dengan anggaran meningkatkan SDM, maka manusia di Kota Cilegon akan semakin menjadi penonton.
“Harapan saya kepada walikota dan wakil walikota yang saat ini menjabat untuk bisa memperhatikan terkait pendidikan generasi muda Kota Cilegon. Mengingat kurangnya minat baca dan literasi para generasi muda kota Cilegon. Karna saat ini kita sudah menjadi bagian dari bonus demografi, yang dimana kita harus bisa berdaya saing di lingkungan kerja maupun Pendidikan,” pungkasnya.***

















