BANTENRAYA.COM – Kelompok Studi Pasar Modal atau KSPM Universitas Sultan Ageng Tirtayasa atau Untirtas sukses melnyelenggarakan acara tahunan Economic Capital Market atau ECM yang bertempat di Gedung Auditorium Utama, Kampus Untirta Sindangsari, Kabupaten Serang.
Acara ini dihadiri sekitar 300 peserta, baik mahasiswa maupun masyarakat umum dari luar lingkungan Untirta yang tertarik mendalami literasi keuangan dan dunia investasi.
Pada ECM 2024 ini mengusung tema ‘Generation Z and Investment: The Learning Process of Understanding Financial Literacy and the Investment World’ dengan menghadirkan pembicara-pembicara terkemuka di bidang pasar modal dan literasi keuangan seperti Erman Sumirat yang merupakan Lecturer of SBM ITB & UNPAD dan seorang Investor berpengalaman Frisca Devi Choirina yang merupakan Founder Ngertisaham serta asistes Erman Sumirat yakni Satrio.
Pada awal acara juga ditampilkan video trailer ECM yang telah diselenggarakan pada tahun-tahun sebelumnya.
Baca Juga: KI Banten Tuntaskan 89 Sengketa Informasi Publik dalam Waktu Dua Bulan, 61 Permohonan Belum Diproses
Talkshow sesi pertama dimulai mengenai ‘Understanding FOMO inInvesting,’ kemudian Talkshow sesi 2 mengenai ‘Overcoming FOMO: Understanding Financial Literacy’.
Founder Ngertisaham, Frisca Devi Choirina mengatakan, dalam perjalanan untuk berinvestasi tidak selalu menyenangkan dan memiliki pengalaman yang berbeda-beda.
“Kita juga harus punya kebiasaan atau habit menabung, konsisten, dan mempraktekkannya secara langsung. Investasi juga harus tenang dan perlu mindset yang baik,” ungkapnya.
Di tempat yangs sama, Erman Sumirat mengatakan, berinvestasi sejatinya membutuhkan kesabaran.
Baca Juga: GAWAT! Beredar Spanduk Bertuliskan Demokrasi Sehat Tanpa Intimdasi di Kabupaten Serang
“Berinvestasi membutuhkan kesabaran, terutama ketika menghadapi situasi di mana IHSG naik, tetapi harga saham kita justru turun, atau ketika IHSG turun dan saham kita ikut melemah. Kesabaran dan terus belajar berbagai metode investasi adalah kunci untuk sukses. Penting juga untuk memanfaatkan konsep Time Value of Money (TVM), seperti future value, dalam perencanaan investasi. Selain itu, memiliki waktu yang cukup untuk mengelola dan mengembangkan portofolio juga sangat diperlukan,” ucapnya.
Satrio turut memberikan sedikit pengalamannya bahwa tentan investasi.
“Sebelum berinvestasi itu kita harus memahami diri kita sendiri dan perusahaan yang kita tuju, dengan mengikuti berita terkini, memahami laporan keuangan, serta memulai dengan modal kecil merupakan langkah yang tepat untuk menghindari fenomena FOMO dalam berinvestasi,” tutupnya.***