BANTENRAYA.COM – Dalam memilih saham dengan dividen saham terbaik, ada beberapa indikator utama yang perlu diperhatikan oleh investor, khususnya yang mengincar pendapatan pasif jangka panjang.
Hal ini perlu diperhatikan agar Anda yang ingin nyemplung ke pasar saham bisa menentukan langkah dan menikmati deviden saham terbaik.
Pertama, dividen yield yang tinggi dan konsisten menunjukkan seberapa besar dividen yang diterima dibandingkan harga saham semakin tinggi dan stabil yield-nya, semakin menarik saham tersebut bagi investor dividen.
BACA JUGA: Dewa United Peringkat 9 Usai Kalahkan Arema
Kedua, perhatikan dividend payout ratio, yaitu persentase laba bersih yang dibagikan sebagai dividen rasio yang sehat biasanya di kisaran 40–60 persen.
Itu menandakan perusahaan menjaga keseimbangan antara membagikan laba dan mempertahankan dana untuk ekspansi.
Ketiga, memilih perusahaan yang stabil dan memiliki reputasi baik atau termasuk dalam kategori blue chip, karena perusahaan semacam ini umumnya memiliki arus kas yang kuat, bisnis yang mapan, dan rekam jejak yang baik dalam membayar dividen.
BACA JUGA: One UI 8 Siap Rilis 18 September, Cek Tipe HP Samsung yang Kebagian Update
Adapun beberapa Daftar Dividen Saham Terbaik 2025
1. BBRI Bank Rakyat Indonesia Tbk, perkiraan keuntungan pertahun 4-6 persen, dan payout rasio 80-86 persen.
2. BBNI Bank Negara Indonesia Tbk dengan keuntungan 4-5 perthaun dan payout rasio 40-60 persen.
3. TLKM Telkom Indonesia Tbk keuntungan 3-4 persen dengan payout rasio 50-60 persen.
4. ASII Astra International Tbk keuntungan 3-4 persen dengan perkiraan payout rasio 50 persen.
5. PTBA Bukit Asam Tbk perkiraan keuntungan 4-5 persen dengan payout rasio 50-60 persen.
Walau Deviden Saham Terlihat Menjanjikan Tetap Waspada
Walaupun saham dividen terlihat menjanjikan, investor tetap perlu waspada terhadap sejumlah risiko.
Salah satu jebakan umum adalah dividen yield yang tinggi tetapi berasal dari perusahaan dengan kinerja buruk.
Yield tinggi bisa saja terjadi karena harga sahamnya turun drastis akibat masalah fundamental, bukan karena dividen besarini bisa menjadi “dividend trap” yang berbahaya.
Selain itu, dividen saham tetap rentan terhadap fluktuasi harga pasar dan tidak ada jaminan bahwa dividen akan terus dibayarkan.
Dalam kondisi keuangan tertentu atau tekanan ekonomi, perusahaan bisa saja memotong atau membatalkan pembayaran dividen, yang berdampak langsung pada pendapatan investor.
Oleh karena itu, penting untuk tidak hanya melihat angka yield, tetapi juga menilai kesehatan keuangan dan prospek jangka panjang perusahaan tersebut.***



















