BANTENRAYA.COM – Gubernur Banten Andra Soni meminta para pengelola destinasi wisata di Banten untuk menjaga kualitas pelayanan dan bersikap terbuka kepada wisatawan, khususnya terkait tarif dan informasi layanan selama masa libur panjang Natal dan Tahun Baru 2026.
Penegasan ini disampaikannya menyusul dengan antisipasi meningkatnya kunjungan wisata ke kawasan pantai di tengah musim libur panjang akhir tahun di Banten.
Andra menilai, pengalaman wisata Banten yang positif tidak hanya ditentukan oleh keindahan destinasi, tetapi juga oleh sikap pelaku usaha dalam melayani pengunjung. Oleh karena itu, ia mengingatkan agar praktik penarikan tarif yang tidak jelas atau memberatkan wisatawan tidak terjadi di lapangan.
“Yang paling penting, saya tekankan itu, hospitality-nya dijaga. Keramahannya dijaga, kenyamanannya dijaga. Jangan sampai orang datang ke Banten tapi pulangnya membawa pengalaman yang tidak baik,” kata Andra, Selasa, (23/12/2025).
Menurutnya, transparansi menjadi kunci utama dalam menjaga kepercayaan publik. Pengelola wisata diminta menyampaikan tarif masuk, biaya parkir, maupun layanan tambahan secara terbuka agar tidak menimbulkan kesan ‘nembak harga’ yang kerap dikeluhkan wisatawan saat musim liburan.
BACA JUGA : Pemkot Cilegon Tunggu Hasil Keputusan UMK dan UMSK Dari Pemprov Banten
“Kalau ada tarif, sampaikan. Jangan ada yang ditutup-tutupi,” ujarnya menegaskan.
Selain soal pelayanan, Andra juga menyinggung pentingnya kesiapsiagaan pengelola wisata dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem. Berdasarkan informasi yang ia ketahui, dampak siklon di wilayah perairan Banten lebih berpengaruh pada tinggi gelombang laut yang bisa mencapai 1,5 hingga 2 meter pada waktu tertentu, bukan pada peningkatan curah hujan.
Atas kondisi tersebut, kata Andra, harus disikapi dengan penguatan informasi kepada wisatawan, terutama di destinasi pantai.
Andra menuturkan, Pemprov Banten mendorong masyarakat dan wisatawan untuk aktif mengikuti perkembangan cuaca berdasarkan data resmi dari BMKG, baik melalui papan informasi maupun kanal digital.
“Kesiapsiagaan itu salah satunya adalah informasi. Masyarakat harus tahu kalau kondisi cuaca sedang tidak bagus, dan itu sumbernya jelas, dari BMKG,” ucap Andra.
Sebagai langkah lanjutan, Andra menyampaikan jika pihaknya akan menerbitkan edaran kepada pelaku usaha wisata. Namun, Andra menekankan bahwa kebijakan tersebut tidak berhenti pada imbauan administratif semata.
“Dinas Pariwisata juga sudah diminta untuk menggelar pelatihan bagi masyarakat dan pengelola wisata untuk meningkatkan standar pelayanan dan kesadaran keselamatan,” jelasnya.
BACA JUGA : Dapur MBG di Provinsi Banten Tetap Produksi Meski Siswa Libur Semester
Di tengah isu kebencanaan yang kerap muncul setiap akhir tahun, Andra menegaskan bahwa aktivitas pariwisata tetap bisa berjalan selama dikelola secara bertanggung jawab. Ia mengajak seluruh pihak menjaga citra pariwisata Banten dengan mengedepankan pelayanan, keterbukaan, dan keselamatan.
“Kita ingin masyarakat bisa bilang, liburan di Banten aja. Tapi itu hanya bisa terjadi kalau pelayanan kita baik dan informasinya jelas. Kesiapsiagaan harus selalu kita siapkan, tapi bukan berarti kita harus berhenti berkegiatan. Yang penting, lihat perkiraan cuaca dan ikuti informasi dari sumber yang bisa dipertanggungjawabkan,” tegas Andra. (***)
















