BANTENRAYA.COM – Banjir dan longsor yang melanda Sumatra Barat dan Aceh memicu sorotan terhadap perusahaan galian C atau tambang batu dan pasir di berbagai daerah. Termasuk di Desa Cibitung, Kecamatan Munjul, Kabupaten Pandeglang.
Warga setempat sempat mengeluh akibat keresahan mereka soal aktivitas tambang batu di desanya yang tidak mendapat respon dari Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Pandeglang, dan Pemprov Banten.
Anggota DPRD Pandeglang dari Dapil III, Habibi Arafat angkat suara atas keluhan warga. Legislator Fraksi Golkar itu meminta, Pemkab Pandeglang segera menindaklanjuti persoalan tersebut.
BACA JUGA: Tiga Fokus Utama Pemprov Banten Hadapi Libur Nataru
“Ini harus segera ditindak lanjuti pihak terkait. Kasihan masyarakat, apalagi saat musim hujan, dampaknya sangat mengganggu lingkungan dan dirasakan langsung oleh warga,” kata Habibi, Jumat 5 Desember 2025.
Habibi menyebut, aktivitas galian batu di Kecamatan Munjul yang D menyebabkan lahan sawah warga tertimbun lumpur dan material tambang.
Sebelumnya, warga mengeluhkan sawah dan kebun mereka yang kerap tertimbun tanah serta kerikil. Material itu diduga terbawa aliran air dari sejumlah titik tambang batu yang beroperasi di desanya.
Informasi yang dihimpun menyebutkan terdapat beberapa lokasi penambangan batu di Cibitung. Salah satu lokasi bahkan sempat disebut-sebut diduga dikelola oleh seorang pejabat tinggi Pandeglang yang saat itu masih menjabat sebagai anggota DPRD.
Akibatnya, lahan pertanian warga rusak saat hujan deras mengguyur wilayah tersebut. “Limbah tambang seperti batu kerikil bercampur tanah turun ke lahan pertanian saat hujan. Sawah kami sering tertimbun material itu,” kata Muhro, pemilik sawah di Cibitung. ***

















