BANTENRAYA.COM – Satu orang warga Kota Cilegon telah dinyatakan oleh Dinas Sosial (Dinsos) Kota Cilegon keluar dari program Sekolah Rakyat.
Program Sekolah Rakyat merupakan salah satu program dari Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto untuk memutus mata rantai kemiskinan di Indonesia.
Diketahui, Pemerintah Kota Cilegon melalui Dinsos Kota Cilegon telah mengirimkan sebanyak 17 orang peserta Sekolah Rakyat pada 15 Agustus 2025 lalu.
BACA JUGA: Drakor LOVE exe Episode 9 Sub Indo: Spoiler Disertai dengan Jadwal Tayang
17 orang tersebut telah mengikuti proses pembelajaran Sekolah Rakyat di Gedung Balai Latihan Kerja (BLK) Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).
Namun, selama proses pembelajaran berlangsung terdapat salah satu murid dari warga Kota Cilegon tak bertahan lama untuk mengikuti program tersebut.
Plt Kabid Pemberdayaan Sosial pada Dinsos Kota Cilegon Hadi Haryadi mengatakan, terdapat satu orang warga Kota Cilegon yang telah mengundurkan diri.
“Kota Cilegon ini awalnya mengirimkan 17 orang, tapi berjalannya waktu ada 1 anak yang mengundurkan diri dari Sekolah Rakyat,” kata Hadi kepada Banten Raya, Kamis 27 November 2025.
Pihaknya tak mengetahui alasan pasti mengapa siswa tersebut sangat ingin mengundurkan diri dari program Sekolah Rakyat.
“Kalau alasan pasti kenapa mundurnya kami kurang tau, tapi ya karena berbagai macam alasan, salah satunya ga betah,” ungkapnya.
Satu orang tersebut telah mengundurkan diri sejak 1 bulan yang lalu dan telah kembali ke Kota Cilegon usai diurus administrasi pengunduran dirinya.
Ia menyampaikan, satu orang itu berencana akan mengambil sekolah paket.
“Yang mundur ini baru kelas 10, sekarang sekolah juga sudah ga menerima PPDB, jadi kata orang tuanya bakal masuk paket saja,” terangnya.
Pihaknya mengaku telah membujuk siswa itu saat ingin mengundurkan diri dari program Sekolah Rakyat.
Menurutnya, orang tuanya juga sangat ingin anaknya kembali bersekolah ke Sekolah Rakyat lagi tapi sang anak justru tetap menolak.
“Kami sudah membujuk kepada orang tua dan anaknya, ya orang tua maunya anaknya tetap lanjut sekolah tapi anaknya tetap ga mau. dari Kami ga bisa memaksakan juga pilihannya,” jelasnya.
Saat ini warga Kota Cilegon yang mengikuti program Sekolah Rakyat tersisa hanya 16 orang saja.
Yang membanggakan, dari warga Kota Cilegon juga ada yang menjadi pemimpin di kelasnya pada program Sekolah Rakyat.
“Ya sekarang tinggal 16 orang yang ikut Sekolah Rakyat, dari Cilegon juga ada yang menjadi ketua kelas,” ucapnya.
Hadi menuturkan, padahal mengikuti program Sekolah Rakyat mendapatkan berbagai macam fasilitas yang sudah dibiayai oleh Pemerintah Pusat.
“Sekolah Rakyat itu sistem boarding school tapi semuanya sudah disiapkan oleh pemerintah. Yang masuk Sekolah Rakyat juga itu dari data Desil 1 dan Desil 2 yang masuknya kategori miskin,” pungkasnya.***
















