BANTENRAYA.COM – Pemkot Cilegon merespons cepat protes keras Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Cilegon dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Cilegon.
Respons tersebut dilakukan langsung Walikota Cilegon Robinsar dengan menyampaikan pesan WhatsApp kepada Kepala Bagian (Kabag) Kesejahteraan Rakyat (Kesra) Sekretariat Daerah (Setda) Kota Cilegon.
Diketahui, MUI dan PCNU Kota Cilegon memberikan protes keras ke Pemkot Cilegon karena dihilangkannya program Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), Musabaqah Tilawatil Quran (MTQ) dan akomodasi haji.
BACA JUGA: Berhasil Optimalkan CSR untuk Bangun Kota Serang, Budi Rustandi Raih Radar Banten Award 2025
Menurut Rahmatullah, pesan dari Walikota Cilegon Robinsar sendiri akan memastikan PHBI, MTQ dan haji tetap akan ada.
“Secara substansi tetap ada dan bahkan untuk pemateri sedang dikomunikasikan level nasional UAS (Ustad Abdul Somad) dan Habib Syeh (Syeh Bin Abdul Qadir Assegaf),” katanya, Rabu 26 November 2025.
Rahmatullah menyatakan, UAS sendiri diharapkan bisa mengisi malam tasyakuran HUT Kota Cilegon pada April 2026 nanti dan Habib Syeh sendiri akan mengisi Cilegon bersalawat pada tahun baru Hijriyah.
BACA JUGA: Tak Ada Ampun! 20 Warga Cilegon Dicoret dari Daftar Penerima Bansos Gegara Judol
“Saat HUT dan tahun baru islam. Ini dalam waktu dekat akan melakukan komunikasi memastikan kehadiran. Diharapkan agendanya kosong dan bisa hadir,” ucapnya.
Selain tetap mempertahankan berbagai agenda acara, jelas Rahmatullah, pihaknya juga akan menjalankan program umrah bagi para kiai, ulama dan ustadz.
“Kami masih akan mencari cantolan hukumnya dengan studi banding ke sejumlah daerah. Karena ini akan direalisasikan pada 2026 dengan anggaran diperkirakan Rp1,5 miliar,” ujarnya.
Sebelumnya, MUI Kota Cilegon dan PCNU Kota Cilegon memberikan protes keras dengan kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 2026.
Pasalnya pada APBD 2026 tersebut akan lakukan penghapusan atau penghilangan program keagamaan baik itu Peringatan Hari Besar Islam (PHBI), istighosah, MTQ dan haji.
Ketua PC NU Kota Cilegon Erick Rebiin menyatakan, jangankan anggaran keagamaan dihilangkan, kurangi aja itu NU dan ulama akan sakit hati.
Sebab, hal itu akan menjadi cermin pemerintah tidak lagi mau menjaga tradisi para ulama dan menyemarakkan kehidupan beragama di Kota Cilegon, khususnya bagi umat muslim.
“Dihilangkan, dikurangi saja, itu saya tentu orang yang pertama sakit hati lah, berkait dengan pola Pemerintah Kota Cilegon melakukan hal itu,” tuturnya.
“Ini presiden buruk, saya pikir untuk bagaimana kita ini menjaga kegiatan-kegiatan yang sudah menjadi agenda sebagai sebuah syiar Islam,” ungkapnya.
Erick menyampaikan, seharusnya Pemkot Cilegon bisa menambah anggaran untuk kegiatan keagamaan bukan malah menghilangkannya.
“Harusnya misalnya seperti istighosah itu bisa dilakukan di setiap kecamatan bukan hanya tingkat kota, malah harusnya ditambah,” jelasnya.
Erick menilai, kebijakan menghilangkan itu hal yang lucu. Untuk itu, PCNU akan mengajak organisasi islam dan dan ulama bersama-sama memimpin protes kepada walikota.
“Makanya ya, saya mendorong untuk bagaimana anggaran itu justru ditambahi, bukan dikurangi. Bila sampai itu terjadi, jangankan dihapuskan, dikurangi saja, saya mungkin akan memimpin protes itu,” ucapnya.
Hal sama disampaikan, Sekretaris MUI Kota Cilegon Sutisna Abas, menghilangkan acara keagamaan, khususnya keislaman di Kota Cilegon sama saja menjauhi keberkahan dari para ulama dan kiai.
Harusnya, Pemkot Cilegon malah menggandeng para ulama dan kiai mendoakan agar kondisi pemerintah dalam hal program dan keuangan membaik.
“Ini kan ada kekuatan ikhtiar melalui doa yang harus dilakukan. Jangan malah tidak melakukan kegiatan keagamaan. Sebab, dalam kegiatan keagamaan itu ada doa dan berkah dari para ulama dan kiai,” tegasnya.
Sutisna mengaku, menyayangkan kebijakan yang diambil Pemkot Cilegon. Harusnya, anggaran tetap diadakan. Sebab, belum tentu juga karena masih ada upaya memaksimalkan pendapatan nantinya.
“Kami harap ini bisa malah ditambahkan. Sebab, seharusnya pemerintah bersikap optimis, bukan malah pesimis dengan kondisi ini,” ujarnya. ***

















