BANTENRAYA.COM – Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Maulana Hasanuddin atau UIN SMH Banten, Prof. Muhammad Ishom, berhasil meraih penghargaan bergengsi pada ajang Santri of The Year 2025 yang digelar di Gedung Nusantara IV, Kompleks DPR RI/ MPR RI.
Dalam acara tersebut, sang Rektor UIN SMH Banten dianugerahi penghargaan kategori Santri Inspiratif Bidang Pendidikan.
Kegiatan ini merupakan hasil kolaborasi antara Islam Nusantara Center (INC) dengan Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR RI), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI), dan Majelis Pecinta Sholawat Nusantara (Majelis PESONA).
Penghargaan tersebut diserahkan langsung oleh Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Muhaimin Iskandar.
Prof. Muhammad Ishom menyampaikan rasa syukur atas penghargaan yang diterimanya. Dia mengaku tidak menduga akan mendapatkan penghargaan ini.
“Saya tidak banyak menduga. Memang tahun ini Allah rupanya memberikan anugerah yang luar biasa kepada saya,” katanya, Senin 10 November 2025.
Ia menuturkan bahwa penghargaan ini menjadi dorongan bagi para santri untuk terus menimba ilmu.
Perjalanan hidupnya pun tidak lepas dari pendidikan pesantren sejak kecil, mulai dari Pesantren Futuhiyah Mranggen, Demak, selama enam tahun hingga masa kuliah di Pesantren Al Munawwir, Krapyak, di bawah bimbingan almarhum K.H. Raden Muhammad Najib Abdul Qadir.
Prof. Ishom juga mengungkapkan bahwa banyak pihak mempertanyakan perjalanan kariernya yang cepat, mulai dari meraih gelar guru besar hingga diangkat menjadi rektor di luar daerah asalnya.
Dia meyakini apa yang didapatkannya hari ini tidak lepas dari berkah kiai yang sebelumnya telah mengajar dan mendidiknya di pesantren.
“Saya dari Wakil Dekan 1 tiba-tiba diminta untuk menjadi rektor. Dan menjadi rektor bukan di kampung halaman saya, tetapi di Banten. Ini semuanya apa? Kata K.H. Yusuf Mansur, saya sampaikan kepada beliau, ini adalah barokah kiai saya,” ungkapnya.
Menurutnya, keberhasilannya tidak lepas dari doa dan keberkahan para guru dan kiai yang telah membimbingnya saat menjadi santri dahulu. Keberkahan para guru dan kiai itu terus menyertaknya meskipun mereka saat ini sudah tiada.
“Jadi jangan kecilkan doa kiai. Karena bagaimanapun juga, walaupun beliau sudah terbujur jasadnya, tetapi hakikatnya beliau-beliau masih mendoakan kita,” tuturnya.
Dengan penghargaan Santri of The Year 2025, Prof. Ishom menegaskan bahwa nilai-nilai pesantren tetap relevan dan menjadi fondasi penting dalam membangun karakter bangsa. Dia pun meminta para santri agar terus berkontribusi untuk negeri.
“Santri harus percaya diri. Dunia menunggu kontribusi kita,” ujarnya. ***
















