BANTENRAYA.COM – Ojek Pangkalan atau kini biasa disebut Opang menjadi salah satu profesi yang butuh bantuan pemerintah.
Hal itu lantaran, penghasilan rata-rata Opang hanya Rp15 ribu sampai Rp30 ribu per hari dan dinilai tidak cukup untuk membiayai kebutuhan keluarga.
Kirom salah satu Opang di Pengkalan Bank Mandiri Citangkil mengaku, kondisi penghasilan sekarang sudah sangat jauh berkurang bagi ojek pangkalan seperti dirinya.
Hal itu karena sudah ada persaingan ojek online atau Ojol.
“Sekarang berkurang lah pasti karena banyak online dibandingkan pangkalan. Kalau lagi dapat Rp30 ribu paling kalau tidak dapat yah Rp15 ribu. Cukup tidak cukup memang kemampuannya segitu dan tetap diterima disyukuri,” katanya, Minggu, 19 Oktober 2025.
Kirom mengaku, sampai sekarang belum ada bantuan pemerintah untuk para Opang.
BACA JUGA: Jangan Terlewat! Promo Samsung untuk Driver Gojek, Diskon 17 Persen dan Voucher Gopay
“Alhamdulillah tidak pernah ada perhatian dan bantuan. Padahal cukup banyak Opang seperti di Citangkil, Cibeber, Purwakarta dan beberapa pangkalan lainnya. Terakhir bantuan hanya saat covid – 19 saja,” ucapnya.
Kirom mengaku, dengan kondisi semakin sulit, semestinya pemerintah bisa memberikan perhatian, sehingga kehidupan Opang bisa tetap berjalan dengan kondisi yang semakin sepi penumpang.
“Kami berharap, semoga saja pemerintah bisa memperhatikan. Karena kami juga butuh bantuan,” ujarnya.
Hal sama disampaikan Hamidi salah satu Ojek Pangkalan di Simpang Perumahan Krakatau Steel, dirinya terpaksa masih mengandalkan menjadi Opang karena sulitnya mencari pekerjaan.
BACA JUGA: Ambil Motor Tukang Ojek di Serang, Mantan Brimob Dituntut 2 Tahun Penjara
“Saya hanya lulusan SD saja. Jadi mencari kerja susah, akhirnya tetap mengandalkan menjadi ojek,” jelasnya.
Selain menjadi ojek, pihaknya juga bekerja serabutan untuk bisa mendapatkan tambahan penghasilan, salah satunya yakni menyewa kostum badut untuk mengamen di lampu merah.
“Kalau lagi hari libur yah jadi badut di lampu merah. Itu juga kadang kalua sepi yah cukup hanya buat bayar sewa kostum saja,” paparnya.
Pekerjaan lainnya yang musiman, ucap Hamidi, yakni dirinya membuat layang-layang.
Bisanya, layang-layang sendiri dijual sambal dirinya tetap menunggu penumpang di pangkalan Simpang Propelat.
“Musim angin itu biasanya bikin layangan, apa saja yang penting bisa buat beli beras,” pungkasnya.***