BANTENRAYA.COM – Selama 20 tahun, rumah reyot milik Saniti, Kampung Pasir Ipis, Desa Kaduagung Barat, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Lebak belum mendapatkan bantuan.
Keterbatasan ekonomi membuat satu keluarga itu hanya sekadar bisa menyaksikan kebocoran di atap rumah yang makin melebar dan tiang penyangga yang terus keropos.
Sang istri, Saniti bahkan menyebut bahwa ia bersama suami dan dua anaknya harus mengungsi ke rumah tetangga atau ketua RT ketika hujan deras turun.
Baginya, itu pilihan terbaik daripada harus bertaruh nyawa berdiam diri di rumahnya yang bisa kapan saja roboh.
“Kalau hujan deras apalagi ada angin kencang, kita numpang berteduh,” kata Saniti pada Minggu, 5 Oktober 2025.
BACA JUGA : Rumah Warga di Pandeglang Ambruk Diterjang Angin, Pemda Turun Tangan
Di tengah kepasrahannya tinggal di rumah yang tak layak itu, Saniti mengaku menyimpan rasa was-was dan kesedihan batin yang tak sanggup diluapkan selama bertahun-tahun.
“Bukan bohong-bohongan. Rasanya hati hancur, tapi mau bagaimana lagi,” tuturnya.
Di sisi lain, sang suami, Juned kini tak lagi sanggup bekerja. Kondisi tubuhnya tak lagi bugar akibat usia yang terus menua. Sementara Saniti menghabiskan harinya sebagai buruh tani.
Pendapatannya pas-pasan. Hanya cukup untuk membuat dapur rumah mereka berasap dua kali dalam sehari.
“Kadang nandur, ngoyos atau ngegebot di sawah punya orang,” tuturnya.
BACA JUGA : DJP Banten Bareng Rumah BUMN Serang Genjot 76 UMKM Naik Kelas
Keinginan Saniti tak muluk-muluk. Ia hanya ingin punya tempat istrahat yang nyaman bersama keluarganya. Terlebih, jika tiba-tiba hujan muncul tanpa harus berlari ke rumah tetangga. (***)