BANTENRAYA.COM– Penetapan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten saat ini telah mengerucut ke tiga besar nama calon dari yang sebelumnya lima nama calon.
Diketahui, ketiga nama yang direkomendasikan tim pansel adalah Deden Apriandhi Hartawan yang saat ini menjabat sebagai Sekretaris DPRD Provinsi Banten dan juga Plh Sekda Banten, kemudian, Nana Supiana yang menjabat sebagai Kepala BKD Provinsi Banten, dan Rina Dewiyanti yang saat ini menjabat sebagai Kepala BPKAD Provinsi Banten dan Komisaris Utama Bank Banten.
Sementara, dua kandidat lainnya yang tersingkir yakni Asda I Provinsi Banten Komarudin dan Kepala DP3AKKB Provinsi Banten sekaligus Plt Inspektur Banten, Sitti Ma’ani Nina.
Baca Juga: Calo SPMB Bergentayangan, Patok Tarif hingga Rp50 Juta
Pengamat politik yang juga Direktur Kajian Politik Nasional (KPN), Adib Miftahul, menilai bahwa, pengisian jabatan Sekda Banten dinilai kental nuansa politik.
Meski prosesnya dilakukan melalui mekanisme seleksi terbuka, akan tetapi kata dia, hasil akhirnya kemungkinan besar akan ditentukan oleh kedekatan personal dan kepentingan politik kepala daerah.
“Kalau bicara soal Sekda, walaupun itu adalah ASN, tapi pengangkatannya itu menurut saya cenderung dominan politik,” kata Adib kepada wartawan, Rabu, (11/6/2025).
Baca Juga: Hendak Tipu Istri Mendes, Paspampres Gadungan Divonis 22 Bulan Penjara
Adib menuturkan, nama Deden yang saat ini ikut masuk tiga besar calon Sekda, memiliki peluang paling besar untuk terpilih.
Salah satu alasannya adalah hubungan panjang antara Deden dan Gubernur Banten Andra Soni yang sudah terjalin sejak lama.
“Kalau menurut saya, Deden adalah calon kuat Sekda Banten. Kenapa? Karena Deden itu sudah mengerti apa maunya Andra Soni. Ketika Andra jadi Ketua DPRD, Deden itu kan Sekwan-nya. Jadi fasilitas apa saja mungkin dipenuhi, apapun yang diminta pasti dikasih, dan Deden saya rasa sudah mengerti apa maunya Andra Soni,” ujarnya.
Adib menjelaskan, meskipun nama Deden kerap kali terseret dalam sejumlah pemberitaan negatif terkait dugaan kasus korupsi.
Namun menurutnya, hal itu tidak akan banyak memengaruhi peluang Deden untuk dipilih menjadi Sekda.
“Walaupun dari tiga nama itu, Deden secara reputasi mungkin kurang sedap, tapi peluangnya tetap besar. Karena pada akhirnya, seleksi ini tetap soal like and dislike, politis, dan subjektif,” ucapnya.
Baca Juga: Setahun Lebih Jembatan di Bandung Rusak Parah dan Butuh Perbaikan
“Adapun mekanisme seleksi yang dilakukan itu terbuka melalui manajemen talenta, merit sistem, tapi ya saya kira itu hanya formalitas saja. Itu cuma untuk menyenangkan publik, sebagai alasan saja. Padahal pada akhirnya tetap politis,” tambahnya.
Adib juga menambahkan, kabar mengenai informasi yang menyebut adanya perbedaan pandangan antara Gubernur Andra Soni dan Wakil Gubernur A Dimyati Natakusumah dalam penentuan Sekda, Adib menilai kekuatan politik tetap berada di tangan gubernur.
Terlebih, kata dia, antara Andra dan Deden sudah terjalin chemistry yang kuat.
Baca Juga: Akibat Pecah Ban, Sopir Losbak Terlempar Hingga Tewas di Tol Tangerang-Merak
“Saya kira dominasi Andra Soni tidak terbantahkan. Dia kuat secara politik, didukung penuh oleh Gerindra. Otomatis Sekda yang dipilih pasti orangnya Andra, orang yang bisa samikna wa atokna kepada Gubernur, bisa menterjemahkan arah kebijakan, dan bisa sediakan anggaran,” jelasnya.
Meski demikian, Adib menyebutkan, kalau melihat secara nilai dan integritas, Nana disebut-sebut sebagai kandidat yang dinilai unggul dalam.
Akan tetapi, menurut dia, Nana tidak akan dipilih karena ritme dan jalan yang tak sesuai dengan Andra.
“Kalau bicara integritas, saya kira Nana itu lebih unggul. Bahkan saat tes, dia itu nomor satu dibanding Deden. Tapi saya kira dia tidak akan dipilih, karena tidak seritme dengan Andra,” katanya.
Baca Juga: Program Relawan Bakti BUMN Batch VIII 2025 Sudah Dibuka! Cek Syarat dan Cara Daftarnya
“Karena bagaimana pun Sekda sebagai panglima ASN harus bisa menterjemahkan apa maunya Gubernur, bagaimana bisa mengeksekusi kebijakan, mengelola anggaran, dan memfasilitasi semua keperluan gubernur, dari anggaran sampai kebijakan. Makanya saya yakin, Deden adalah calon terkuat,” pungkasnya.
Sementara itu, terpisah, Gubernur Banten Andra Soni mengatakan jika pihaknya telah memperpanjang masa jabatan Pelaksana Harian (Plh) Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Banten yang saat ini dijabat oleh Deden Apriandhi.
Perpanjangan ini akan berlaku hingga Sekda definitif ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres).
“Kita perpanjang jabatan Plh Sekda hingga turunnya surat Keputusan Presiden dari Pak Prabowo atas penetapan Sekda definitif,” kata Andra
Baca Juga: BRI Peduli Salurkan 5 Ekor Sapi Kurban ke Warga Banten
Andra menjelaskan, keputusan tersebut diambil seiring belum keluarnya Keppres terkait penunjukan Sekda definitif.
Karena, saat ini, proses seleksi telah menghasilkan tiga nama calon yang dinyatakan lolos oleh panitia seleksi (Pansel) independen bentukan Pemerintah Provinsi Banten melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD).
“Bahwa berdasarkan pertimbangan itu, maka perlu menetapkan keputusan tentang perpanjangan masa jabatan Plh Sekda Provinsi Banten,” jelasnya.
Saat ditanya mengenai siapa yang akan dipilih, Andra menegaskan jika dirinya tidak ikut campur dalam proses seleksi.
Baca Juga: 37 Peserta Terbaik dari Kota Serang Bersaing Jadi Model Rabbani
Ia menyebut, seluruh tahapan telah dilakukan oleh Pansel secara independen, mulai dari seleksi administrasi hingga tahap akhir pengusulan tiga nama ke pemerintah pusat.
“Saya tidak mau cawe-cawe. Semua kandidat Sekda adalah PNS terbaik Provinsi Banten. Apa pun hasil penilaian yang dibuat oleh Pansel akan saya teruskan kepada Tim Penilai Akhir hingga keluarnya Keppres dari Pak Prabowo,” ucapnya.
“Karena ini bukan soal keinginan gubernur. Semua orang punya kesempatan yang sama. Gubernur hanyalah user. Pansel yang menilai dan memberi rekomendasi. Yang menentukan tetap Presiden,” tegasnya. ***














