BANTENRAYA.COM – Sulit mendapatkan air bersih dialami oleh warga Cisalak 1, Kelurahan Suralaya, Kecamatan Pulomerak, warga mengaku hanya mengandalkan air dari sumur di lingkungannya.
Warga Cisalak Mad Asep mengatakan, lingkungan warga tersebut sudah lima bulan mengaku sulit mendapatkan air bersih.
“Ya ada ini udah lima bulan kami sulit dapat air bersih karena efek musim kemarau ini yang berkepanjangan,” kata Asep kepada Banten Raya, Minggu 27 Oktober 2024.
Baca Juga: Wujudkan Kesejahteraan Masyarakat, Pemprov Banten Fokuskan APBD 2025 Untuk Layanan Dasar
Asep menyampaikan, ia bersama warga lainnya hanya mengandalkan air dari sumur yang berada di lingkungan tempat tinggalnya.
“Biasanya memang dari pam, tapi ini musim kemarau terus-terusan jadi pamnya tidak tersuplai. Jadi kami selama ini mengandalkan air dari sumur jintung,” sambungnya.
Air sumur jintung tersebut, kata dia, untuk dipakai tiga RT. Warga Cisalak 1 sangat mengandalkan air sumur tersebut untuk kebutuhan sehari-hari.
Baca Juga: Punya Sampah 500 Ton Per Hari, Perumda Jakarta Berguru ke TPSA Bagendung Belajar Pengelolaan Sampah
“Sumurnya ada dekat di lingkungan ini, airnya digunakan untuk tiga RT. Kalau kami dari Rt 002, ada 190 kartu keluarga,” ucapnya.
Ia menjelaskan, warga lingkungan Cisalak 1 menimba air dari sumur pada pagi hari dengan membawa perlengkapan untuk menampung air.
“Kalau pagi itu sudah ramai yang antri untuk ambir air di sumur itu, satu rumah bisa bawa banyak ember dan lainnya yang bisa nampung air buat stok di rumah,” jelasnya.
Baca Juga: Sharp Gandeng Aplikasi Vidio Berikan Layanan Tiga Bulan Nonton Gratis
Sementara itu, warga yang sama dari lingkungan Cisalak 1 Rosidi mengaku sumur jintung tersebut terkadang sampai kering tidak ada air.
“Kalau musim kemarau panjang seperti ini air di sumur juga sedikit bahkan sampai kering tidak ada airnya, kadang dapat juga air yang dari kirim bantuan,” ujarnya.
Meskipun sudah ada yang membantu pengiriman bantuan air bersih, Rosidi mengungkapkan, tetap tidak cukup karena untuk digunakan sehari-hari.
Baca Juga: Jadi Pemicu Konflik di Pilkada, Warga Diminta Waspada Hoaks dan Ujaran Kebencian
“Namanya juga bantuan jadi terbatas untuk dibagi dan kita juga pakainya untuk sehari-hari seperti mandi, masak, nyuci. Kalau minum kita beli isi ulang, tapi kadang kalau tidak air sama sekali pakai air isi ulang juga untuk kebutuhan lainnya,” ungkapnya.
Kata dia, sumber mata air di daerah tersebut ada beberapa, namun jika musim kemarau panjang semua airnya juga kosong.
“Sumber mata air ada, kalau musim kemarau gini ya sama aja sedikit dan bahkan tidak ada airnya sama sekali,” katanya.***