BANTENRAYA.COM – Puluhan ribu warga Muhammadiyah Kota serang didorong dukung pasangan bakal calon Walikota Serang Budi Rustandi dan calon Wakil Walikota Serang Nur Agis Aulia pada Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada Kota Serang 2024.
Dorongan dukungan untuk Budi-Agis ini berdasarkan surat keputusan rapat pleno Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota serang tertanggal 2 September 2024.
Sekadar diketahui Nur Agis Aulia adalah kader yang juga unsur Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Serang.
Baca Juga: KI Banten Temukan Banyak Permohonan Sengketa Informasi Gugur di Tengah Jalan, Ini Penyebabnya
Beliau menjabat Wakil Ketua yang membidangi majelis ekonomi bisnis dan pariwisata majelis pendayagunaan wakaf lembaga pengembangan UMKM.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota serang Nursalim mengatakan, pada saat pencalonan Walikota Serang dan Wakil Walikota Serang, Nur Agis Aulia sudah mengajukan cuti dari kepengurusan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Serang.
Pengambil cuti itu dilakukan Nur Agis Aulia untuk menjaga independensi Muhammadiyah pada saat Pilkada Kota Serang.
Baca Juga: Kedapatan Ngerokok saat Rapat Paripurna, Anggota DPRD Kota Serang Ditegur Ketua Dewan
“Agis itu suka atau tidak suka ya harus mundur, karena memang peraturan. Untuk menjaga independensi itu, maka aturan mainnya siapapun anggota pimpinan yang terlibat ke politik praktis atau merangkap jabatan dengan organisasi yang serupa, misalnya Muhammadiyah dengan persis atau NU dan lain sebagainya tentu tidak boleh. Harus salah satunya dan mundur dari yang lain,” ujar Nursalim.
Menurut dia, Nur Agis Aulia sudah menyatakan sikap bahwa sesuai prosedur ia akan mengambil cuti. Pengambilan cuti untuk menghindari kerancuan.
“Kalau untuk unsur pimpinan itu sudah jadi keputusan muktamar. Bagaimana seorang kontestan yang milik semua warga, kemudian membawa salah satu organisasi yang tentunya sudah timbul pengkotakan secara tidak langsung,” ucap dia.
Baca Juga: Otak Atik AKD DPRD Diwarnai Aroma Pilkada, Tarik Menarik Gerbong Koalisi Golkar Melawan Gerindra
Nursalim menilai Nur Agis Aulia salah satu kader terbaik Muhammadiyah. Usia masih muda namun memiliki visi bagus, menciptakan lapangan kerja, membentuk manusia mandiri dan berkarakter wirausaha.
“Ini lah barangkali sejalan dengan visi Muhammadiyah. Karena orang Muhammadiyah itu semua tidak ngoyo dalam arti muhamadiyah tidak ke mana-mana tapi ada di mana-mana. Setiap segmen apapun pelayanan publik pasti ada kader Muhammadiyah. Padahal Muhammadiyah sendiri independen tidak ke mana-mana,” katanya.
Nursalim menjelaskan, salah satu calon yang diusung ada resistensi dengan masyarakat, maka tim adhock yang sudah dibentuk akan bekerja. Pihaknya akan memberikan informasi secara tertulis baik kepada jamaah maupun luar jamaah bahwa yang bersangkutan layak didukung dengan beberapa kriteria.
Baca Juga: Demi Sang Calon Bayi, Ibu Hamil Ini Rela Cegat Paus Fransiskus untuk Minta Diberkati
Ia menjelaskan, kader yang didukung sepenuhnya oleh perserikatan ada dua macam didukung dan dibantu. Jika didukung itu adalah kewajiban perserikatan akan mendukung kepada siapapun..
“Tapi kebetulan ini yang langsung sesuai dengan persyaratan yang bersentuhan itu ada saudara Nur Agis Aulia. Kalau menurut penelitian tim adhock ada kader kita yang secara kultural punya hubungan dengan Muhammadiyah, monggo bisa layak kita pertimbangkan. Dalam arti tetap kita mendukung semua yang punya komitmen, dan punya satu arah sesuai dengan visi misi perjuangan Muhammadiyah,” tandasnya.
Wakil Ketua Majelis Dikdasmen dan pendidikan non formal lembaga pengembangan pesantren lembaga kajian dan kemitraan strategis Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota serang, Solihin Abas mengatakan, pimpinan daerah Muhammadiyah telah membuat kebijakan sesuai dengan pedoman yang berlaku di perserikatan Muhammadiyah.
Baca Juga: Resmikan Posko Pemenangan Relawan, Andika Hazrumy: Insya Allah Menang
Salah satu rujukannya adalah hasil rapat kerja nasional atau Rakernas lembaga hikmah dan kebijakan publik di Yogyakarta pada tahun lalu.
“Di dalam keputusan rakernas bahwa hendaknya kita memberikan bukan hanya dukungan, tetapi juga bentuk yang lebih konkret untuk mensukseskan kader-kader kita yang terjun di dunia politik,” kata Solihin, kepada Banten Raya.
Kata dia, urusan pencalonan legislatif sudah usai, kini pihaknya akan fokus pada pencalonan Pilkada Kota Serang, sehingga kader Muhammadiyah yang maju bisa memenangkan kontestasi Pilkada Kota Serang.
Baca Juga: Sedang Mencari Rongsokan, Warga Cikande Temukan 2 Koper Berisi Ganja
“Karena kita punya kekuatan moral untuk memberikan dukungan yang lebih konkret. Meskipun dukungan yang diberikan tidak dalam secara resmi kelembagaan atau organisasi,” jelas dia.
Solihin mengaku pihaknya juga akan membentuk tim adhock. Tim adhock akan bekerja secara independen, tidak terkait secara langsung dengan pimpinan daerah Muhammadiyah.
“Kita bergerak di grassroot, karena kita punya basis, punya warga perserikatan yang bisa diberdayakan,” akunya.
Baca Juga: Tak Ada istilah Cawe-cawe, TNI dan Polri Dipastikan Netral di Pilkada Pandeglang
Sebab, ia menjelaskan, lembaga Muhammadiyah dilarang memberikan dukungan secara resmi kepada calon kepala daerah tertentu dan partai politik atau parpol tertentu.
“Yang bisa dilakukan kita adalah warga itu punya hak politik. Hak pilih tapi kemudian ketika ada warga Muhammadiyah yang menjadi salah satu calon Kepala daerah, maka kita punya kewajiban untuk menggerakkan warganya. Hak politik warganya itu kita dorong supaya diberikan kepada calon yang memang kader kita,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, pada saat pencalonan Walikota Serang dan calon Wakil Walikota Serang, Nur Agis Aulia sudah mengajukan cuti.
Baca Juga: Produk Nasabah PNM Ludes Terjual di Negara Matahari Terbit Jepang
“Jadi memang aturannya selama proses pencalonan sampai ditetapkan menang atau kalah itu di statusnya cuti. Pada saat beliau nyalon kemarin juga. Termasuk Pak Agis sudah cuti, tapi tidak diberhentikan hanya cuti,” terang dia.
Ia menjelaskan, meskipun Nur Agis Aulia merupakan kader Muhammadiyah tetapi dukungan untuk Budi-Agis bukan atas nama perserikatan Muhammadiyah.
“Nanti warganya yang kita dorong untuk memberikan dukungan. Dan termasuk memperluas dukungan,” jelas dia.
Solihin mengaku pihaknya telah mendiskusikan agar warga Muhammadiyah di masing-masing lingkungannya dapat memperjuangkan, memenangkan pasangan Budi-Agis di TPS masing-masing.
Baca Juga: Forum Dosen UNMA Banten Desak Polres Pandeglang Hentikan Penyidikan Kasus Rektor dan BPU
“Tetapi pimpinan Muhammadiyah secara organisasi dia bersifat pasif. Dia hanya memberikan keleluasaan, dan tadi hanya membentuk tim adhock sampai batas itu. Tim adhock itu bekerja secara independen. Jadi pimpinannya tidak terlibat secara aktif,” jelas dia.
Solihin memperkirakan warga Muhammadiyah di Kota Serang berjumlah mencapai puluhan ribu jiwa. Jumlah itu belum termasuk simpatisan.
“Kalau data pastinya kurang lebih di Kota Serang di 10 ribuan. Tentu saja dengan angka segitu tidak cukup. Maka di masing-masing warga Muhammadiyah itu harus bergerak secara aktif di lingkungan masing-masing, di lingkungan kerja, di tempat komunitas apapun di dorong supaya aktif mensosialisasikan, mengajak agar dapat memenangkan pasangan yang kita usung itu,” bebernya.
Baca Juga: Kurang Konsentrasi, Mobil Wuling Tabrak Dua Pemotor dan Hancurkan Rumah Warga
Kendati demikian, lanjut dia, unsur pimpinan daerah Muhammadiyah bersikap netral, karena tidak ada keputusan resmi yang bisa pimpinan daerah memberikan dukungan kepada calon tertentu.
“Tadi bahasanya karena Pak Agis adalah salah satu wakil ketua di Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kota Serang, maka kita akan membentuk tim adhock. Tim adhock itu yang akan bekerja untuk menggerakkan semua komponen yang ada di perserikatan Muhammadiyah. Secara kelembagaan kita tetap menjaga netralitas perserikatan,” tandasnya.***
 
			















