BANTENRAYA.COM – Dua desa wisata di Kabupaten Serang mandek di 500 besar Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) selama empat tahun berturut-turut.
Dua desa wisata yang mandek di 500 besar ADWI tersebut yakni Desa Wisata Wargasara dan Desa Wisata Tambang Ayam.
Kepala Bidang Destinasi Wisata Dinas Kemudaan Olahraga dan Pariwisata (Disporapar) Kabupaten Serang Dito Candra Wirastyo mengatakan, dua desa wisata yang mandek di angka 500 besar ADWI tersebut memiliki daya tarik yang luar biasa berupa pantai.
“Setelah dilakukan proses kurasi melalui laman Jaringan Desa Wisata (Jadesta) ternyata ada dua desa wisata yang berhenti di 500 besar ADWI yaitu Desa Wisata Wargasara dan Desa Wisata Tambang Ayam,” ujarnya saat ditemui di ruang kerjanya, Selasa 3 September 2024.
Ia menjelaskan, hingga saat ini dua desa wisata ini masih didominasi dengan pesona pantai dan belum ada daya tarik lainnya sehingga tak mampu menembus 300 besar ADWI.
Baca Juga: Kasus TBC di Lebak Terus Ngegas, 31 Orang Meninggal Dunia
“Karena daya tarik desa wisata itu berupa pantai, dimana pantai ini bersaing dengan wisata pantai seperti pantai di Bali,” ungkapnya.
Selain masih berupa pantai, madeknya dua desa wisata tersebut juga dipengaruhi terlambatnya upload dokumen pendukung desa wisata dalam mengikuti ADWI.
“Dari 31 desa wisata yang ada di Kabupaten Serang ada yang tak mengikuti ulpoad data pendukung untuk ADWI, sehingga berimbas pada perolehan poin,” tuturnya.
Dito menuturakan, desa wisata yang mengikuti ajang ADWI terus bertambah sehingga persaingan desa wisata di setiap tahunnya semakin ketat.
“Dulu yang ikut ADWI kurang lebih 3.000 ribu desa wisata tapi tahun 2024 ini ada 6.016 desa wisata yang terdaftar,” paparnya.
Baca Juga: Terdakwa Investasi Bodong Terancam 4 Tahun Penjara
Kepala Disporapar Kabupaten Serang Anas Dwi Satya Prasadya mengatakan, setiap desa wisata itu harus membuat perencanaan, baik itu rencana jangka pendek, jangka menengah, dan jangka panjang.
“Harus direncanakan di RPJMDes sehingga setiap pergantian jabatan kepala desa tetap ada yang namanya desa wisata,” katanya.(***)