BANTEN RAYA.COM – Ribuan warga Lebak terjangkit penyakit Tuberkulosis (TBC) setiap tahun warga yang terjangkit semakin meningkat. Hal ini karena mudahnya pelayanan kesehatan di lingkungan masyarakat dan penularan TBC melalui udara. Akibat penyakit itu, 31 orang meninggal dunia.
Plt Kepala Dinkes Lebak, Budhi mengatakan, penyakit TBC menjadi salah satu perhatian Dinas Kesehatan Kabupaten Lebak.
“Selalu ada berita peningkatan ya, cuman kami sudah berusaha untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat, agar menjaga kesehatan tubuh guna terjauh dari TBC,” kata dia kepada Bantenraya.com, Selasa 9 September 2024.
Ia mengungkapkan, warga Lebak yang terjangkit TBC, pada tahun 2022 ada 3453 orang, 2023 ada 4.458 orang, dan per Januari-Agustus 2024 ada 3.030 orang.
“Ada peningkatansetiap tahunnya, kemudian yang berpotensi terjangkit hampir semua umur,” terangnya
Baca Juga: Kualitas Bantuan Pupuk Dipersoalkan, Petani di Lebak Ancam Bakal Demo Kementan
“Yang meninggal di tahun ini, ada sekitar 31 orang, kalau tahun sebelumnya saya harus buka data lagi ya,” sambungnya.
Budhi merinci, pada tahun 2022, 2114 warga berjenis laki-laki ada 2114 orang, dan perempuan 1339 orang. Sedangkan, pada tahun 2023, laki-laki ada 2732 orang, dan perempuan ada 1726 orang.
“Kalau 2024 tahun ini belum diperici, anak-anak ada 373. Sisanya adalah dewasa,” ucapnya.
Lebih lanjut, penyebab meningkatnya penyakit TBC yakni mudahnya penyebaran melalui kontak langsung serta udara, dan mudahnya pelayanan kesehatan di lingkungan masyarakat.
“Banyaknya fasilitas kesehatan menjadi penyebab kami mudah mendeteksi penyebaran TBC, serta mereka yang sehat suka kontak erat dengan penderita TBC yg belum diobati,” papar Budhi.
Menurutnya, yang paling berisiko sakit TBC antara lain, anak-anak, orang dengan HIV/AIDS, orang usia lanjut, orang diabetes melitus dan perokol.
Baca Juga: Palsukan Surat Tanah, Polda Banten Tahan Kades Wanakarta, Tangerang
“Semua kalangan bisa terjangkit TBC ya, mau anak-anak sampai orang dewasa,” ungkapnya.
Masih kata Budhi, cara untuk mencegah penularan TBC antara lain, pasien TBC minum obat secara teratur, pasien TBC harus menutup mulut saat batuk dan bersin dengan tissue atau sapu tangan.
Kemudian, tidak membuang dahak sembarangan, dan rumah tinggal harus mempunyai ventilasi udara yang baik agar sirkulasi udara berjalan lancar.
“Cara mencegah harus didasarkan kepada kesadaran masyarakat terkhusus yang terjangkit TBC, terus jangan lupa kalau terjangkit harus minum obat TBC secara teratur sampai dengan selesai selama 6-8 bulan,” tandasnya.
Ia menambahkan, untuk mencagahnya juga masyarakat harus tahu gejala awal TBC diantaranya, dan batuk terus menerus.
Baca Juga: Program K-Dream dari Krakatau Posco Wujudkan Impian Generasi Muda Cilegon, Beri Beasiswa dan Karir
“Sedangkan untuk gejala lainnya yakni,
Demam meriang berkepanjangan, sesak nafas dan nyeri dada, berat badan menurun, kadang dahak bercampur darah, nafsu makan menurun, berkeringat di malam hari meski tanpa melakukan kegiatan,” jelasnya.
“Untuk memastikan seseorang terkena TBC wajib diperiksa dahaknya dengan alat TCM (test cepat molekuler),” pungkasnya. (***)