BANTENRAYA.COM – Gedung Eks RSUD Pandeglang sekarang digunakan sebagai Gedung Perpustakaan. Gedung ini berada di Jalan Kesehatan nomor 2, Kabupaten Pandeglang.
Bangunan Eks RSUD terletak di sisi barat Alun-alun Pandeglang. Disamping Gedung Eks RSUD, terdapat bangunan gedung Setda Pandeglang.
Bangunan ini merupakan rumah sakit pertama yang ada di wilayah Kawedanan Pandeglang. Bangunan berciri kolonial yang dipergunakan sebagai rumah sakit hingga tahun 1990-an.
Baca Juga: Pelamar CPNS di Pemkab Pandeglang Melebihi Formasi, Begini Cara Daftar Biar Bisa Lolos Administrasi
Akibat tidak lagi dapat menampung jumlah pasien yang semakin banyak, rumah sakit umum daerah dipindahkan ke bangunan baru di wilayah Cikoneng, Kecamatan Kaduhejo.
Bentuk bangunan Eks RSUD persegi panjang dari arah barat ke timur dengan arah hadap ke utara. Bangunan bercat putih ini memiliki atap berbentuk limasan.
Pada bagian fasad bangunan terdapat 10 jendela kayu rangkap ganda bercat krem. Pada bagian luar, jendela berbentuk jalusi dan sebagian berpanil kayu.
Baca Juga: Dua Desa Wisata di Kabupaten Serang Mandek di 500 Besar ADWI
Pada bagian dalam berpanil kaca dengan lubang angin berukuran besar dan berpanil kaca. Di bagian luar, jendela-jendela ini dilengkapi elemen kanopi yang terbuat dari bahan kayu.
Bagian yang terlihat unik terdapat pada pintu masuk utama, yakni tiang penyangga kanopi kayu berupa delapan tiang kayu kecil yang berdiri di atas beton.
Dalam arsitektur bagian ini disebut dengan portico yakni konstruksi beratap yang diitumpu oleh kolom atau tiang sebagai ruang peralihan antara luar dan dalam.
Baca Juga: Tiga Tahun Mengalami Sedimentasi, Sungai Ciwaka di Pontang Dinormalisasi
Bagian ini masih tampak terlihat asli, sama seperti deretan jendela dengan kanopinya. Namun, terdapat tambahan komponen bangunan berupa teras beratap yang posisinya menaungi portico tersebut.
Pintu masuk utama terbuat dari pagar besi menyerupai gerbang. Pada bagian atas pintu gerbang ini, terdapat jendela berbentuk setengah lingkaran dengan kaca patri warna warni.
Setelah melewati pintu gerbang, terdapat lorong sepanjang 3 meter sebagai perantara antara pintu berpagar besi tersebut dengan pintu menuju serambi belakang.
Baca Juga: Lampaui Target dan Rencana, Progres Pembangunan IKN Sangat Positif
Dikutip dari berbagai sumber, pintu ini berupa pintu dari kaca yang bila diamati dengan baik, kemungkinan dahulunya pintu ini tidak berdaun, hanya berupa pelengkungan saja.
Bagian belakang bangunan terdapat dari 9 ruang yang terbagi menjadi 5 ruang di sisi barat, 5 ruang di sisi timur dan serambi atau teras belakang yang memanjang dari barat ke timur.
Bagian bangunan di sisi barat terdiri dari 5 ruang dengan 3 jendela. Bentuk pintu dan jendela khas bangunan kolonial yakni berdaun 2 dengan ukuran besar dan tinggi.
Baca Juga: Sapa Warga Cikeusal, Andika Hazrumy Kenalkan Nanang Sebagai Pendampingnya
Pintu dan jendela di sisi ini berbeda dengan jendela dan pintu di sisi timur, jendela dan pintu di sisi ini terdiri dari panil kaca dan kayu.
Saat ini ruang-ruang ini difungsikan sebagai kantor pengurus perpustakaan. Setiap ruangan dihubungkan dengan pintu di bagian dalamnya.
Bagian bangunan di sisi timur terdapat 5 ruangan dengan 3 jendela dan pintu. Pintu dan jendela pada sisi ini umumnya hanya berdaun tunggal.
Baca Juga: Anggota DPRD Muda Yamanan Janji Perjuangkan Aspirasi Rakyat
Namun, ada satu pintu dan jendela yang berdaun 2 dengan bentuk jalusi. Bagian ini dipergunakan sebagai ruang buku. Sedangkan bagian terasnya dipergunakan sebagai ruang membaca bagi pengunjung.
Serambi belakang ini dipagar tembok dan besi sebagai pembatas dengan halaman Gedung Sekretariat Daerah Pandeglang.
Pada puncak atap, terdapat menara kecil berlubang angin yang dalam istilah arsitektur disebut dengan lantern.
Baca Juga: Pemprov Sebut Inflasi Di Banten Masih Terkendali
Selain lantern, pada atap terdapat pula 2 buah dormer, yakni jendela atau bukaan yang mempunyai atap tersendiri yang letaknya mengapit lantern. Penutup atap terbuat dari genteng cetak model baru dengan penampakan yang glossy. ***