BANTENRAYA.COM – Dalam upaya mendukung ketahanan pangan dan ekonomi keluarga, tim dosen Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) menggelar kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat.
Kegiatan pengabdian ini bertema “Pengelolaan Lahan Tidur Sebagai Solusi Urban Farming Terpadu: Optimalisasi Sampah Organik Dengan Magot (Hermetia Illucens)” di Perumahan Highland Park, Kota Serang Baru pada Sabtu, 27 September 2025.
Kegiatan yang berlangsung di Balai Warga RW 10, Kelurahan Banjar Agung, Kecamatan Cipocok Jaya ini diikuti oleh warga sekitar yang tergabung dalam Komunitas Petani Garapan Kota Serang Baru (Petagar KSB).
BACA JUGA: Walikota Serang Tutup Sementara Proyek Pengurukan Kawasan Sawah Luhur, Ini Alasannya
Petagor KSB merupakan sebuah kelompok tani yang dipimpin oleh Wawan Alwani dan beranggotakan para pensiunan serta korban pemutusan hubungan kerja (PHK).
Tim pelaksana kegiatan terdiri dari para dosen UNTIRTA yang diketuai oleh Een Mardiyanti, dengan anggota Kania Asri Liany, dan Rahmi Hidayati, serta melibatkan mahasiswa Program Studi Peternakan UNTIRTA.
Acara dibuka dengan sambutan hangat dari Ketua RW 10, Didin Hasanudin, yang menyampaikan apresiasi atas dedikasi para akademisi UNTIRTA.
“Kami berterima kasih karena kegiatan ini memberikan dampak nyata bagi warga sekitar, khususnya dalam pemanfaatan lahan tidur yang selama ini belum tergarap,” ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua RW 08 juga menyampaikan rasa syukur karena wilayah Kelapa Gading dan Permata Hijau menjadi sasaran program pengabdian yang menyasar komunitas Petagar.
“Ini adalah langkah strategis untuk memberdayakan masyarakat yang terdampak secara ekonomi,” tambahnya.
Dalam sesi materi, dua narasumber utama yakni Een Mardiyanti dan Gagah Hendra Wijaya memaparkan konsep urban farming di kawasan perumahan serta pemanfaatan sampah organik melalui budidaya magot sebagai solusi ramah lingkungan.
Magot dikenal efektif dalam mengurai sampah organik dan menghasilkan pakan ternak bernutrisi tinggi.
Wawan Alwani selaku ketua Petagar KSB menyampaikan harapannya agar kegiatan ini menjadi titik awal transformasi lahan tidur menjadi sumber produktivitas.
Selain itu, di masa mendatang Komunitas Petagar KSB berpotensi untuk berkembang menjadi kelompok tani yang memiliki pengakuan legal sebagai sebuah lembaga resmi.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh tim dosen dan mahasiswa UNTIRTA ini tidak hanya berperan sebagai sarana edukasi bagi warga, tetapi juga menjadi jembatan kolaboratif antara dunia akademik dan komunitas lokal.
Melalui pendekatan yang aplikatif dan partisipatif, kegiatan ini membuka peluang sinergi dalam membangun model pertanian kota yang berkelanjutan, inklusif, dan berdampak langsung pada peningkatan kesejahteraan masyarakat.***