BANTENRAYA.COM – Kabupaten Pandeglang memiliki slogan sebagai Kota Sejuta Ulama Seribu Santri.
Di Kabupaten Pandeglang banyak sekali peninggalan sejarah, bahkan memiliki banyak wisata religi.
Di antara wisata religi yang bisa dikunjungi di Pandeglang adalah Masjid Pasir Angin. Bangunan masjid ini terbuat dari kayu.
Baca Juga: Kece Parah, 3 Kafe Konsep Kekinian di Pandeglang yang Pas untuk Tempat Nongkrong Bersama Teman-teman
Masjid ini terletak di Kampung Pasir Angin, Desa Pager Batu, Kecamatan Majasari, Kabupaten Pandeglang.
Berdasarkan cerita penduduk setempat, tidak ada yang tahu pasti kapan dan tahun berapa Masjid Pasir Angin dibangun.
Pada masa penjajahan Belanda, masjid ini digunakan oleh warga sebagai tempat berkumpul guna menentukan strategi untuk melawan penjajah.
Baca Juga: APBD Perubahan 2024 Provinsi Banten Surplus Rp 51,62 Miliar
Saat ini, Masjid Pasir Angin kini digunakan oleh warga setempat untuk beribadah kepada Allah SWT.
Masjid Pasir Angin terletak di kaki Gunung Karang, dan berada di tengah-tengah kepadatan rumah penduduk.
Dikutip Bantenraya.com dari laman Kemendikbud, masjid Pasir Angin terdiri dari dua bangunan yang bahan bangunan dan bentuknya sangat berbeda namun menyatu.
Baca Juga: SIAP-SIAP! Iphone 16 Akan Rilis September 2024?
Bangunan masjid pertama terbuat dari kayu dengan atap tumpang tiga dari genteng press. Di puncak atap terdapat memolo bertumpang tiga.
Dahulunya penutup atap bukan menggunakan genteng tetapi dari jerami. Bentuknya berupa bangunan panggung dengan ketinggian dari tanah hingga lantai masjid sejauh 73 sentimeter.
Sedangkan ketinggian dari lantai kayu hingga puncak atap yakni 6,45 meter. Tiang penyangga lantai masjid berdiri di atas umpak yang rendah terbuat dari semen.
Baca Juga: Pasangan Bakal Calon Bupati Serang Andika-Nanang Jalani Pemeriksaan Kesehatan Hampir 10 Jam
Bagian dalam bangunan terdapat mihrab berdenah persegi panjang dan mimbar yang berada di sisi barat. Di kanan dan kiri mihrab dan mimbar terdapat ruangan penyimpanan.
Jendela ruangan berjumlah 6 buah, terdiri dari 3 jendela di sisi utara dan 3 jendela di sisi selatan. Jendela-jendela ini menggunakan jeruji kayu dengan dua daun jendela.
Di masing-masing sisi jendela terdapat 1 pintu kayu dengan bentuk pelengkungan. Lantai masjid terbuat dari kayu yang saat ini ditutupi oleh karpet warna hijau.
Atap masjid ditopang oleh 10 tiang penyangga atap. Empat tiang di antaranya berada di tengah ruangan dan enam lainnya sebagai tiang pendukung.
Di bagian atap antara empat tiang penyangga utama, terdapat papan kayu berbentuk persegi (seperti plafon).
Bagian ini dapat digunakan sebagai tempat untuk beriktikaf atau mengumandangkan azan.
Baca Juga: Helldy Agustian Cuti dan Sanuji Pentamarta Mundur, Pjs Walikota Cilegon Ditunjuk Mendagri
Di bagian luar bangunan sisi selatan, menggantung sebuah bedug yang ditabuh pada saat azan hendak dikumandangkan.
Di pintu penghubung antara bangunan kayu dan bangunan baru, terdapat 2 anak tangga dari kayu.
Bangunan baru ini terbuat dari beton (pondasi) dengan denah persegi panjang. Lantainya pun menggunakan keramik putih.
Baca Juga: Pemeriksaan Kesehatan Fisik dan Jiwa Bakal Pasangan Calon Walikota Cilegon Hampir 12 Jam
Tiga perempat dindingnya dilapisi oleh keramik berwarna coklat muda. Atapnya menggunakan konstruksi kubah.
Terdapat 3 pintu masuk masing-masing di sisi utara, timur dan selatan dengan banyak jendela yang berjajar. Di tengah bangunan berdiri 6 tiang dari beton. ***