BANTENRAYA.COM – Sebanyak 312 ekor hewan ternak kerbau yang tersebar di Desa Warakas, Desa Gembor, dan di Desa Lamaran, Kecamatan Binuang, Kabupaten Serang terjangkit penyakit mulut dan kuku atau PMK.
Saat ini kondisi hewan yang terserang PMK tersebut sudah mulai membaik setelah diberi obat.
Kepala Bidang Peternakan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian atau DKPP Kabupaten Serang Tutur Kristanto mengatakan, hewan ternak kerbau yang terjangkit PMK tersebut pertama kali diketahui pada 30 Juli 2024 setelah ada laporan dari pemilik ternak dan pihak kepolisian.
“Ada laporan ke kami bahwa ada kerbau yang sakit dengan gejala PMK. Pada tanggal 1 Agutus tim kita mendatangi lokasi untuk melakukan pemeriksaan, setelah diperiksa ada 312 ekor kerbau yang terjangkit PMK,” ujar Tutur, Selasa 13 Agustus 2024.
Baca Juga: Regenerasi Jalan di Tempat, Pemkot Cilegon Rilis Buku Panduan Pengurusan Jenazah
Ia mengungkapkan, setelah mendapati ternak kerbau terjangkit PMK tersebut pihaknya langsung melakukan pengobatan dengan melakukan penyuntikan antibiotik, anti radang dan memberi vitamin serta melakukan penyemprotan desinfektan di lokasi kandang.
“Yang terjangkit PMK itu di Desa Warakas 150 ekor, di Desa Lamaran 150 ekor, dan di Desa Gembor 112 ekor. Pengobatan kita lakukan pada 1 Agustus dan 8 Agustus dan saat ini kondisinya sudah membaik. Kita masih melakukan investigasi untuk mengetahui penyebabnya, ternaknya biasa dikepar,” ungkapnya.
Terpisah, peternak kerbau Kasbiun mengatakan, saat ini kondisi kerbaunya sudah mulai membaik walaupun ada beberapa kerbau yang masih belum bisa jalan.
“Sejak dua kali disuntik Alhamdulillah keadaannya 80 persen mulai membaik dan sudah bisa makan dan minum kembali,” ujarnya saat ditemui di lokasi.
Baca Juga: MIRIS! Tingkat Gemar Membaca Warga Kabupaten Lebak di Bawah Rata-rata Nasional
Ia mengungkapkan, akibat serangan PMK tersebut total kerbau yang mati sebanyak 11 ekor dan menyebabkan kelompok peternak mengalami kerugian hingga ratusan juta rupiah.
“Kita peternak prihatin dengan penyakit PMK yang menyerang ratusan kerbau kami,” tuturnya.
Peternak lain bernama Yahya menduga, hewan ternak miliknya yang terkena PMK karena disebabkan cuaca panas yang ekstrem dan minimnya air kubangan di sawah.
“Setiap kandang ada yang mati karena tidak kuat panas,” katanya.***