BANTENRAYA.COM – Dompet Dhuafa Banten mengembangkan budidaya udang vaname di wilayah Desa Wanayasa, Kecamatan Pontang, Kabupaten Serang.
Dalam masa satu kali panen, pihaknya bersama dengan para penambak udang membidik pendapatan margin keuntungan Rp51 juta.
Manajer Progam Dompet Dhuafa Banten Elin menyampaikan, komoditas udang vaname memiliki potensi yang besar, sebab konsumsi masyarakat terhadap udang di Banten cukup tinggi.
Namun, Keterbatasan modal dan pengetahuan yang minim mengakibatkan sejumlah petambak udang vaname kurang maksimal mengoptimalkannya.
“Warga di Desa Wanayasa, mayoritas para peternak bandeng dan udang khususnya jenis vaname. Namun sangat disayangkan, mereka hanya peternak, sementara lahan tambak mereka sewa bahkan untuk penjualannya masih tergantung dari tengkulak sehingga keuntungan yang mereka peroleh sangat kecil sekali,” kata Elin dalam keterangan tertulis yang diterima Bantenraya.com, Jumat 7 Juni 2024.
Dompet Dhuafa Banten memanfaatkan peluang tersebut lewat program budidaya udang vaname. Dimulai dari tebar benih untuk bioflok berukuran diameter 20 meter dengan sistem tebar padat intensif.
“Saat ini kami jual untuk jual ke resto dengan harga 80.000 per kilogram, end user 95.000 per kilogram sehingga kami targetkan untuk margin di angka Rp51 juta dalam satu siklus,” papar Elin
Padat normal bioflok tersebut mampu menampung 100 ribu benih namun untuk siklus pertama ini diuji coba dengan tebar padat 140 ribu benih dengan kepadatan 290 benur meter kubik dengan inggi Air di kolam kurang lebih 1,5 meter.
“Penggunaan bioflok ini bertujuan untuk memudahkan pengontrolan kualitas Air, dengan salinitas kasar garam, PH, suhu yang mudah untuk dikontrol setiap harinya. Penggunaan bioflok ini juga untuk mengoptimalkan proses budidaya dengan hasil yang lebih produktif dan efesien untuk pemeliharaan,” paparnya.
Distribusi pembelian benur masih dalam lingkup Provinsi Banten yakni di Kabupaten Serang atau Pandeglang.
Baca Juga: Respon Putra Nababan, Shin Tae-yong Tegaskan Timnas Indonesia Terbuka Untuk Pemain Keturunan
Bibit yang sudah teruji empiris beberapa budidaya di Provinsi Banten. Dengan harga benih untuk kualitas terbaik saat ini di Rp45 per benih.
Secara teknis harian para karyawan melakukan kontroling kualitas Air dengan melakukan proses shipon, dan treatment penebaran obat pengurai NH3.
Pemberian pakan dan sampling size per 5-10 hari. Pemberian pakan secara umum memiliki rasio satu banding satu dengan perhitungan 1,5 ton pakan akan menghasilkan total panen diangka 1,5 ton udang.
Selanjutnya, para penambak melakukan panen parsial bertujuan untuk mengurangi kepadatan saat size udang semakin besar.
Panen pertama dilakukan di hari (DOC 40). Saat ukuran udang memasuki size 120-100.
Baca Juga: 7 Sapi Tak Berdokumen Dilarang Menyeberang Ke Sumatera
Parsial dilakukan untuk menghindari berkembang nya bakteri Vibrio dan kematian udang akibat proses molting dan kanibalisme. Parsial di siklus ini sudah dilakukan sebanyak empat tahap.
“Tahap 1 sekitar 2 kuintal, tahap 2 dan 3 sebanyak 2 luintal dan tahap 4 sebanyak 2 kuintal. Dengan total panen parsial 6 kuintal. Sisa pupulasi udang sekarang di 28.000 udang dengan target panen total akhir di size 45-40 mencapai tonase 7 kuintal,” jelas Elin.
Ali sebagai salah satu penerima manfaat program budidaya udang vaname Dompet Dhuafa Banten menuturkan, Dengan adanya bantuan program tersebut turut membantu terutama dalam bidang pengelolaan udang vaname mulai dari ketersediaan tambak atau lahan hingga pemasaran udang vaname ini.
“Sehingga kami tidak bergantung lagi dengan tengkulak. Sehingga bisa memutus rantai ekonomi pemasaran. Selain itu modal maupun keuntungan sedianya akan digunakan untuk pembangunan bioflok dan pembibitan baru lagi, sehingga dapat menyerap pasar yang lebih luas lagi,” kata Ali.***