BANTENRAYA.COM – Gabungan kelompok tani atau Gapoktan Ratu Tani di Desa Kebonratu, Kecamatan Lebakwangi, Kabupaten Serang memberikan pelatihan terhadap beberapa anggota Kodim 0602 Serang tentang aplikasi teritorial sistem blok hanpangan.
Latihan tersebut dilakukan untuk memberikan pemahaman kepada TNI bagaimana melakukan pengelolaan ketahanan pangan khususnya pada pertanian padi.
Kepala Desa Kebonratu Ahmad Guruh Tajul Arasy mengatakan, para Gapoktan memberikan pelatihan mulai dari penanaman hingga melakukan panen.
“Pelatihan untuk tentara, mulai dari penyemaian benih, penanaman, pemupukan, sampai melakukan panen. Alhamdulillah yang memberikan pelatihan adalah petani dari desa kita,” ujarnya, Rabu, 20 Agustus 2025.
Baca Juga: Gaji PPPK Bakal Lewat Bank Banten, Pemkab Serang Masih Berat untuk Pindahkan RKUD
Ia mengaku bersyukur desanya bisa dijadikan sebagai tempat latihan aplikasi teritorial sistem blok hanpangan meski ada beberapa wilayah yang jauh lebih baik sistem pertaniannya.
“Ini suatu kebanggaan bagi kita karna petani-petani yang ada di Desa Kebonratu ini mampu memberikan ilmu kepada para tentara. Kita tahu banyak wilayah yang pertaniannya cukup bagus, tapi mereka lebih memilih latihan di kita,” katanya.
Guruh menuturkan, sistem pertanian harus dipahami bukan hanya petani melainkan semua unsur harus terlibat dan memahami sistem pertanian.
“Jika ingin mencapai swasembada pangan yang bergerak buka hanya petani, melainkan semuanya mulai dari pemerintah, tentara, dan instasni lainnya harus terlibat,” jelasnya.
Baca Juga: Bupati Ratu Rachmatu Zakiyah Tekankan Etika Pelayanan ke Nakes RSDP Serang
Ketua Gapoktan Ratu Tani Nurul Ulum mengatakan, latihan sistem blok hanpangan yang dilakukan oleh anggota Kodim 0622 Serang tersebut sebagai upaya dalam mendukung swasembada pangan.
“Kita tahu bersama asta cita presiden Prabowo Subianto adalah Indonesia menjad lumbung pangan dunia. Maka kemarin kita juga memberiakn pelatihan kepada anggota militer,” ujarnya.
Ia menjelaskan, pelatihan sangat penting diberikan bukan hanya kepada militer melainkan terhadap anak muda yang saat ini kebanyakan memilih profesi lain.
“Untuk menjaga sistem pertanian ini harus dilakukan secara bersama-sama. Mulai dari anak-anak harus bisa menyentuh pertanian supaya terus berkesinambungan,” katanya.***