BANTENRAYA.COM – Ketua Asosiasi Perusahaan Jasa Boga Indonesia atau APJI Kota Cilegon Ahmad Aulia meminta agar mekanisme Makan Bergizi Gratis atau MBG ditinjau ulang.
Hal itu, karena ada dampak yang sangat bersar terhadap penurunan pendapatan pelaku usaha kecil atau kantin sekolah.
Akibatnya, para pedagang kecil di sekitar sekolah merugi dengan kebijakan tersebut.
Meski demikian, APJI Kota Cilegon mendukung penuh kebijakan tersebut sebagai upaya menjaga kualitas gizi abak bangsa, namun dengan tetap memerhatikan kondisi lapangan.
Baca Juga: Ketua RT Sempat Ajukan Bantuan Rehab Rumah Badri, Kelurahan Rawa Arum Tak Merespon
Aulia menyatakan, secara program sudah sangat bagus dan harus didukung, namun dampaknya di lapangan juga harus dikaji.
“Prinsipnya ini adalah program yang baik dari presiden untuk menjaga kualitas gizi anak bangsa, dan sebagai warga negara kita harus mendukung. Semisal ini berdampak pada penurunan omzet pedagang di sekitar ini harus dikaji dulu,” jelasnya.
Seberapa besar terdampaknya, jelas Aulia, harus dikaji, karena ini berkaitan dengan penghidupan usaha kecil milik masyarakat.
“Seberapa besar dampaknya harus dikaji,” ujarnya.
Baca Juga: Siap-Siap ASN Cair! Prabowo Sudah Umumkan Jadwal Pencairan Gaji ke-13 Serta Rincian Komponen Lengkap
Kebijakan MBG tidak sepenuhnya dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.
Bahkan, bagi sejumlah kantin sekolah sejak adanya MBG pendapatan atau omzet merosot hingga separuhnya.
Diketahui, program MBG di Kota Cilegon sudah bergulir sejak 14 Februari 2025 lalu.
Ada sebanyak 4 sekolah dasar (SD), 2 sekolah menengah pertama (SMP) dan 1 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Wilayah Kecamatan Grogol mendapatkan program MBG.
Baca Juga: TOLONG! Lansia di Cilegon Tinggal di Rumah Nyaris Roboh, Kondisi Sang Kakek Sudah Sakit-sakitan
Akibatnya, karena kantin sekolah yank tidak dilibatkan dalam program sudah kehilangan separuh pendapatannya.
Salah satu kepala SD di Kecamatan Grogol yang enggan disebutkan namanya menjelaskan, meski anak-anak masih tetap jajan, tetapi angkanya sudah sangat berkurang.
“Masih ada saja (jajan di kantin). Sebenarnya harapan kita tidak berjajan,” katanya.
Ia membenarkan jika penghasilan kantin sekolah menurun drastis, bahkan hampir separuhnya berkurang karena anak-anak sudah jarang jajan.
Baca Juga: Sejumlah Siswa di Cilegon Ogah Makan Menu MBG di Sekolah, Kepsek Beberkan Alasannya
“Saya tanya ke orang-orang di kantin, omzet menurun setelah ada MBG.
Yang biasnya banyak hanya sekarang separuhnya,” jelasnya.
Dirinya menegaskan, pemberian MGB sudah dilakukan sejak 14 Februari lalu. Di mana, anak-anak biasanya makan MBG saat jam istirahat sekitar pukul 09.00 WIB.
“Bersaaman jam istirahat dikonsumsi bersama,” ucapnya.
Dirinya mengungkapkan, tetap ada saja satu dua anak yang tidak makan MBG alias dibawa pulang.
Baca Juga: 7 Alasan Jangan Pernah Mau Berhenti Belajar, Ada Dalilnya Loh! Check This Out
“Hampir semuanya dimakan dan ada satu dua kepingin di bawa pulang mereka membawa wadah sendiri. Dari tempat yang disiapkan dipindah ke wadah sendiri dan tidak banyak angkanya,” pungkasnya.***