BANTENRAYA.COM – Produktivitas padi Kota Serang ditargetkan mencapai 7 ton per hektar.
Produktivitas padi ditargetkan tujuh ton per hektar untuk meningkatkan produksi dan ketahanan pangan di Kota Serang.
Kepala Bidang Pertanian dan Penyuluhan DKPPP Kota Serang Andriyani memprediksi awal Maret 2025 sudah memasuki masa panen.
Baca Juga: Gapoktan Ratu Tani Targetkan Panen Empat Kali Setahun dengan IP Padi 400
“Kalau nggak salah awal Maret sudah ada yang panen,” ujar Andriyani, kepada Bantenraya.com, Minggu 23 Februari 2025.
Ia menjelaskan, petani yang bakal panen di awal Maret itu petani yang memulai tanam di akhir tahun 2024 lalu.
“Yang tanam di bulan November 2024 kemarin, itu nanti awal pertama panen info dari petani ke saya akhir Februari sampai Maret itu sudah ada panen,” ucap dia.
Baca Juga: Ada Proses Panjang dan Melelahkan Di Balik Nikmatnya Kolang-kaling yang Kenyal saat Ramadan
Ia mengaku pihaknya memiliki angka prediksi masa tanam dan masa panen di Kota Serang. Ia mencontohkan jika masa tanam dilakukan Oktober 2024, maka masa panen pada Maret 2025.
“Di Kasemen sudah ada yang lapor. Kemungkinan akhir Februari atau awal Maret sudah ada yang panen,” katanya.
Andriyani memperkirakan perolehan panen padi mencapai 5 hingga 6 ton per hektar.
Baca Juga: Wisuda Tahfidz SDT Al-Qudwah Penuh Khidmat, 91 Siswa Selesaikan Hafalan Juz 26-30
“Prediksinya 5-6 ton per hektar. Syukur-syukur bisa 7 ton dan seterusnya,” ujar Andriyani.
Namun, kata dia, target perolehan panen setiap kecamatan di Kota Serang tidak sama.
“Kalau yang di wilayah yang di luar Kasemen ada yang lebih rendah. Ada yang 4 ton, ada yang 5 ton. Kalau di Kasemen sebenarnya kita bisa bilang 7 ton juga masih banyak,” ungkap dia.
Jika target produktifitas se Kota Serang harus memperhitungkan yang terendah sampai yang terbesar.
“Jadi kita sih 5-6 ton. Syukur-syukur bisa 7 ton dan seterusnya,” katanya.
Ia tak menampik bahwa masih ada petani di Kota Serang yang memperoleh hasil panennya di bawah 5 ton per hektar.
Baca Juga: BJB Pandeglang dan Porwan Komit Dorong Pengembangan UMKM
“Yang di bawah itu masih ada. Beberapa di Taktakan, Curug juga ada. Yang masih di bawah 5 ton,” ungkap Andriyani.
Ia menerangkan, ada beberapa faktor yang membuat produktifitas padi berkurang, diantaranya penerapan pupuk masih kurang tidak sesuai dengan rekomendasi teknis, pemilihan benih, lahan, hingga sumber airnya kurang optimal.
“Faktor produksi itu banyak. Tidak hanya sebatas keadaan lahan saja. Makanya perlunya petugas penyuluh dan petugas pengendali organisme pengganggu tanaman. Kalau misalnya ada gejala-gejala serangan hama atau penyakit itu bisa ditangani, sehingga produksinya itu tidak mengalami penurunan yang drastis,” terang dia.
Baca Juga: Gaspol Realisasi Janji Politik, Fajar Hadi Prabowo Fokus Kerjakan 3 Bidang Pembangunan
Andriyani berharap produktifitas panen para petani di Kota Serang melimpah, karena musimnya mendukung. “Hrapannya tinggi,” harapnya.
Ia menyebutkan, kecamatan penyumbang hasil panen tertinggi di Kota Serang masih dipegang Kecamatan Kasemen. Mulai dari SDM petani, teknologi budidayanya, sarana airnya tercukupi, kebutuhan pupuknya tercukupi, dan benihnya unggul.
“Kasemen itu potensinya tinggi. Jadi in syaa Allah tinggal pengawalan produksinya. Jadi kita harapkan tinggi,” harap Andriyani. ***