BANTENRAYA.COM – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang atau DPUPR Kota Cilegon menyiapkan master plan drainase untuk petakan potensi banjir di Kota Cilegon.
Kepala Bidang Sumber Daya Air DPUPR Kota Cilegon Edi Hilfiandi mengatakan, DPUPR Kota Cilegon saat ini masih melakukan proses menyiapkan master plan drainase sungai dan pemetaan banjir.
“2024 ini kami mempersiapkan master plan drainaise sungai. Master plan ini tujuannya untuk memetakan potensi banjir di Kota Cilegon,” kata Edi kepada Banten Raya, Rabu, 21 Agustus 2024.
Edi menyampaikan, master plan yang sedang dibuat oleh DPUPR Kota Cilegon untuk pemetaan titik rawan banjir.
Baca Juga: WADUH! Tiap Bulan 5 ASN Pemprov Banten Ajukan Cerai Karena Masalah Ini
“Saat ini tengah kami susun pembuatan master plan tersebut. Ketika master plan jadi, bisa kita petakan titik rawan banjir tersebut, meminimalisir banjir juga,” sambungnya.
Kata Edi, berdasarkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kota Cilegon, terdapat sepuluh lokasi sungai sebagai lokasi yang berpotensi banjir di Kota Cilegon.
“10 lokasi itu ada Sungai Cibeber, Sungai Medaksa, Sungai Grogol, Sungai Gerem, Sungai Gn Sugih, Sungai Mancak, Sungai Kedungingas, kali kebonsari,Kali suralaya, Sungai Cigeblag,” katanya.
Menurut Edi, permasalahan banjir terdapat pada pendangkalan sungai dan adanya penyempitan drainase.
Baca Juga: Maju Lagi di Pilkada 2024, Helldy Agustian Klaim Meneruskan Misi Nabi Muhammad SAW
Penyempitan drainase ini, diperparah dengan rumah-rumah warga yang menempel dengan kali.
“Yang menjadi masalah itu penyempitan kali karena volume air yang cukup besar dengan kondisi kali kecil, sempit dan tidak memadai untuk jalur air itu. Saya kira itu bisa menyebabkan banjir, khusunya di Cibeber,” ungkapnya.
Saat hujan lebat, kata dia air yang ada di lokasi rawan banjir tersebut dapat meluap ke jalan atau masuk ke pemukiman.
Edi menjelaskan, terkait faktor yang membuat Kota Cilegon banjir saat musim hujan karena ukuran draines yang ukuranya cukup kecil, sehingga saat musim hujan volume air tidak dapat tertampung maksimal serta banyaknya bangunan yang dibangun diatas trotoar.
Baca Juga: Dukung Pemasaran Kerupuk Kulit Ikan, Kelompok 74 KKM Uniba Kunjungi Pelaku UMKM
“Untuk tandon air di Kota Cilegon ini semuanya belum ada fungsi yang optimal. Kita sudah membuat tandon, tapi di Kota Cilegon belum optimal fungsi dari tandon itu,” jelasnya.
Ia mengungkapkan, dengan kondisi perkotaan seperti itu dan lahan kosong sudah menipis sehingga membutuhkan penyimpan air hujan tersebut seperti tandon.
“Karena kondisi ini kami sedang melakukan pemeliharaan. Kondisi saat musim hujan, air tak bisa tertampung sehingga meluap ke jalan,” ungkapnya.***