BANTENRAYA.COM – Komisi Pemilihan Umum atau KPU Kota Serang mencatat ada 48 anggota kelompok penyelenggara pemungutan suara atau KPPS yang sakit, dan satu petugas ketertiban tempat pemungutan suara atau TPS atau meninggal dunia saat bertugas pada Pemilu 2024.
Puluhan anggota KPPS sakit dan satu petugas Linmas meninggal dunia itu, karena kelelahan dan memiliki riwayat penyakit penyerta.
KPU Kota Serang pun bakal memberikan santunan kepada puluhan anggota KPPS dan Linmas yang meninggal dunia.
Ketua Divisi SDM KPU Kota Serang Ade Jahran menyebutkan, jumlah anggota KPPS dan Linmas yang sakit rinciannya 13 orang sakit dan dirawat, 35 orang sakit rawat jalan, dan satu orang meninggal dunia.
Baca Juga: Pembayaran Pajak Pasir Laut Di Kabupaten Serang Terkendala Sistem
“Itu rincian yang kita terima yang sakit dan meninggal,” kata Ade Jahran, kepada Banten Raya.
Ade Jahran menuturkan, pihaknya akan memberikan santunan kepada Muhammad Junaidi seorang anggota Linmas yang meninggal dunia saat bertugas pada Pemilu 2024.
“Hari ini kita jam 10.30 akan ke Cipare rumahnya Pak Muhammad Junaidi, menyerahkan santunan sebesar Rp 46 juta untuk yang meninggal dunia,” kata dia.
Ade Jahran mengungkapkan, puluhan anggota adhock, KPPS dan Linmas yang sakit didominasi karena faktor kelelahan, dan memiliki penyakit penyerta.
Baca Juga: Nasabah PT LKM Ciomas Dijanjikan Pengembalian Tabungan 50 Persen Sebelum Lebaran 2024
“Mereka mungkin karena asyik, kemudian tidak sarapan padahal kita instruksi dari awal teman-teman KPS tolong sarapan dulu. Kadang-kadang malamnya begadang paginya nggak sarapan. Ini yang menjadi mereka kelelahan. Ada juga yang mungkin awalnya sudah punya penyakit penyerta. Ada juga,” ungkap Ade Jahran.
Ade Jahran mengatakan, sebaran anggota adhock dan Linmas yang mengalami sakit saat Pemilu 2024 merata se Kota Serang.
“Hampir rata sih kayaknya. Sakit ringan. Kalau yang sakit dirawat ini ada yang dari Curug, Serang, Cipocok, Taktakan,” kata dia.
Ade Jahran menuturkan, rata-rata usia petugas adhock dan Linmas belum terlalu senja, karena ada pembatasan umur sebagai salah satu persyaratan.
Baca Juga: DARURAT SAMPAH! Pemkab Serang Geser Anggaran Pengadaan Mesin Insinerator untuk Pengadaan Lahan TPSA
“Rata-rata usia sebenernya nggak terlalu tua juga ya, karena kan kita membatasi di usia 55 tahun itu. Jadi sebenarnya masih muda,” tuturnya.
Ade Jahran mengklaim jumlah petugas adhock dan Linmas yang mengalami sakit saat bertugas Pemilu 2024 mengalami penurunan bila dibandingkan dengan Pemilu 2019.
“Ini memang jauh dengan yang 2019 kemarin. Yang meninggal ada dua orang. Yang sakit dirawat 23 orang. Ini agak menurun dan memang kita sudah memaksimalkan untuk bagaimana teman-teman KPPS bisa sehat,” akunya.
Ade Jahran mengaku jumlah petugas adhock dan Linmas yang sakit dan meninggal dunia ini berdasarkan laporan yang diterima.
Baca Juga: Rugikan Negara Rp 181 Juta, Dua Pejabat Pemkab Lebak Segera Disidangkan
“Iya jadi kadang-kadang kita kan ada google form yang harus diisi oleh teman-teman KPPS melalui PPS kalau ada yang sakit segera lapor.
Ada juga yang memang dia WA. Ini sakit. Makanya kita langsung data semua. Jadi memang melalui jaringan aplikasi WA dan juga google form yang kita sediakan,” papar Ade Jahran.
Ade Jahran menjelaskan, jenis sakit yang dialami oleh para petugas adhock, dan Linmas macam-macam. Mulai dari sakit ringan hingga berat.
“Stroke, ada yang perut mungkin maagnya kambuh, DBD mungkin kecapean. Yang rawat jalan sakit kepala, dan sakit perut,” sebut dia.
Baca Juga: Diduga Perolehan Suara Tak Sesuai Ekspektasi, Caleg di Kabupaten Pandeglang Blokir Jalan
Ade Jahran mengakui sampai saat ini masih ada petugas badan adhock dan Linmas yang dirawat di rumah sakit, namun tak sedikit pula yang sudah meninggalkan rumah sakit.
“Yang dirawat di Serang ada kalau nggak salah ya di RS Fatimah. RSUD ada awalnya dirawat tapi sekarang sudah pulang. Rata-rata sudah pulang,” katanya.
Ade Jahran menjelaskan, anggota KPPS dan Linmas yang sakit ringan maupun berat pun akan mendapatkan santunan dari pemerintah. Pemberian santunan itu berdasarkan keputusan Nomor 59 KPU pusat.
“Pak Khasan kategori sakit berat akan diberikan santunan maksimal Rp 16,5 juta. Sakit ringan juga ada santunan, cuma nanti kita hitung-hitung juga. Jadi ada kategorinya. Jadi gak semuanya rata dapetnya. Kecuali meninggal dapetnya rata sebesar Rp 46 juta,” jelasnya.
Baca Juga: Alat Berat Bakal Dikenakan Pajak, Berapa Potensi PAD yang Didapat Provinsi Banten?
Ade Jahran mengakui santunan untuk anggota KPPS dan Linmas Pemilu 2024 tidak sebanding dengan perjuangan para petugas adhock di lapangan.
“Memang tidak sebanding dengan pengabdian beliau-beliau ini yang mensukseskan pemilu sampai sakit, bahkan mohon maaf meninggal. Tidak sebanding dengan angka yang kita berikan ke keluarganya. Tapi mudah-mudahan ini sebagai amal ibadah yang memang mengabdi kepada negara. Mudah-mudahan tercatat sebagai amal ibadah kepada Allah SWT,” tutur Ade Jahran.
KPU Kota Serang, kata Ade Jahran mengucapkan rasa syukur kepada petugas adhock, KPPS dan petugas Linmas yang sudah berjibaku mensukseskan Pemilu 2024.
“Dari KPU mengucapkan terima kasih banyak. Mudah-mudahan semua santunan bermanfaat,” katanya.***