BANTENRAYA.COM – Sebanyak 31 desa di Kabupaten Serang telah ditetapkan menjadi desa wisata melalui surat keputusan (SK) Bupati Serang Rt Tatu Chasanah.
Namun dari jumlah itu, hanya 6 desa wisata yang masih aktif dan menjadi desa wisata unggulan.
Pj Sekda Pemkab Serang Nanang Supriatna mendorong Disporpar Kabupaten Serang dan OPD terkait harus membantu pengembangan desa-desa wisata yang kurang aktif.
Baca Juga: Sorry Ye, Pemkot Serang Batasi Jam Operasional Rumah Makan Selama Ramadhan 2024
“OPD-OPD dan kecamatan harus membangkitkan lagi desa-desa wisata yang telah mendapat SK bupati,” ujarnya
“Itu agar bisa mengikuti 6 desa desa wisata unggulan yang tetap aktif,” ujar Nanang usai membuka evaluasi pengelolaan desa wisata di ruang rapat KH Syam’un, Pemkab Serang, Kamis 29 Februari 2024.
Ia menjelaskan, paska Covid-19 ini usaha pariwisata mulai bangkit dan kondisi tersebut harus ditangkap oleh pengelola desa wisata untuk bisa mendatangkan wisatawan ke desa wisatanya.
Baca Juga: Bukan Karena Hujan, BPBD Ungkap Ada Penyebab Sebenarnya Kenapa Banten Dikepung Banjir
“Kalau ada investor yang mau masuk ke desa wisata kita permudah perizinannya,” katanya.
Kepala Disporapar Kabupaten Serang Anas Dwi Satya Prasadya menjelaskan, untuk desa-desa wisata yang tidak diurus dengan serius setelah dilakukan pembinaan maka akan dipertimbangkan untuk ditinjau ulang SK bupati yang telah dikeluarkan.
“Rata-rata desa wisata yang tidak aktif karena enggak punya atraksi sehingga pengunjung berkurang. Jadi desa wisata harus punya atraksi dan mampu menggali potensi alam yang ada,” ujarnya.
Ia mengungkapkan, saat ini ada 6 desa wisata unggulan yang tetap aktif melakukan inovasi-inovasi untuk mengembangkan desa wisatanya.
Keenamnya adalah Desa Wisata Cikolelet, Desa Wisata Kubang Baros, Desa Wisata Bumi Tirtayasa, Desa Wisata Tambang Ayam, Desa Wisata Pualu Tunda, dan Desa Wisata Curuggoong.
“Libur tahun baru kemarin pada semi karena wisatawan fokusnya ke Anyer-Cinangka,” tuturnya.***















