BANTENRAYA.COM – Penjualan telur ayam pecah di beberapa kios Pasar Badak Pandeglang meningkat. Peningkatan penjualan terjadi lantaran harga telur ayam normal yang menyentuh Rp 32 ribu dari sebelumnya Rp 26 ribu.
Salah seorang penjual telur, Yayan mengaku permintaan dan penjualan telur pecah di kios miliknya meningkat. Hal tersebut karena harga jual dari telur pecah jauh di bawah harga telur normal.
“Sekarang mah banyak yang nanyain a. Sebutir cuma seribu harganya. Terus yang minta juga warga biasa banyak, biasanya kan paling yang nanyain itu pedagang telur gulung atau ya pedagang kue gitu,” kata Yayan kepada Banten Raya, Kamis (29/2).
Biasanya, dalam sehari Yayan mengaku hanya telur pecah miliknya hanya bisa terjual 10-25 butir, namun sekarang, jika memang tersedia, ia bisa menjual hingga satu karton lebih.
“Tapi memang kan kalo telur pecah kan jarang ya. Gak tiap saat ada. Paling di satu peti itu ada 2 atau tiga. Gak melimpahlah,” ungkapnya.
Terpisah, Kabid Ketersediaan dan Distribusi Pangan pada Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan (DPKP) Kabupaten Pandeglang, Sopiyah menerangkan, kenaikan berbagai harga bahan pokok termasuk telur menjelang Ramadan memang merupakan sebuah siklus yang sulit dicegah.
Hal tersebut terjadi biasanya karena memang tingginya permintaan dari masyarakat atau konsumen yang tidak diimbangi dengan produksi yang cukup.
“Ya memang tiap tahun selalu naik ya. Apalagi kita tau sekarang ini kebanyakan peternak itu produksinya ayam pedaging, jarang yang petelur,” kata Sopiyah ketika dijumpai di kantornya.
Baca Juga: Prabowo Menang Telak 142.430 Suara di Kota Cilegon, Hanya Kecamatan Purwakarta Kalah
Guna mengantisipasi hal tersebut, ia mengaku pihaknya kemungkinan akan melakukan operasi pasar sehingga kebutuhan telur bisa terpenuhi dan harga bisa ditekan.
“Kita akan rutin operasi gitu. Terus kita juga udah komunikasi ke peternak di daerah-daerah lain. Kemarin juga udah minta ke serang atau Pemprov Banten untuk telur ini ya,” tandasnya. (***)