BANTENRAYA.COM – Sejumlah siswa MTsN di Kabupaten Serang dikabarkan keluar dari sekolahnya. Mereka pindah ke boarding school akibat diberlakukan belajar daring selama pandemi Covid-19.
Kepala Kemenag Kabupaten Serang Tb Syihabudin mengaku, mendapat laporan dari para kepala sekolah (Kepsek) MTsN bahwa ada beberapa siswa MTsN yang pindah ke pendidikan boarding school.
Hal itu dilakukan agar siswa MTsN bisa belajar tatap muka di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Nunggak Kredit, Aset 200 Debitur LKM Ciomas Bakal Disita
“Waktu saya menskringin para kepala sekolah MTsN karena ada yang sudah lama menjabat harus pindah jadi guru dan pengawas. Waktu saya tanya apakah ada kendala selama belajar daring, para kepsek menyampaikan siswanya pada pindah,” ujar Syihabudin, Selasa, 7 September 2021.
Ia menjelaskan, siswa MTsN yang pindah ke boarding school tersebut karena para orangtuanya bosan melihat anaknya hanya bermain dan belajar daring yang tidak maksimal.
“Ada bangsa (sekitar-red) 10 sampai 20 siswa yang pindah karena di boarding school kan ada MI, MTs, dan MA-nya,” katanya.
Baca Juga: MUI Kota Serang Haramkan Adegan Mesra-mesraan Andin dan Aldebaran di Sinetron Ikatan Cinta
Namun setelah Kabupaten Serang masuk level 2 pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) dan mulai menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM), para siswa yang sudah pindah ke boarding school tersebut ingin pindah lagi ke sekolah asalnya.
“Saya bilang silakan saja kalau mau pindah lagi tapi sebelum ke MTsN harus swasta dulu, enggak bisa langsung masuk ke MTsN karena di nomor registernya sudah dicoret,” tuturnya.
Baca Juga: Jadwal Pertandingan Liga Inggris Pekan Keempat, Ronaldo Bakal Debut?
Selain itu, untuk bisa masuk ke MTsN siswa harus diseleksi terlebih dahulu apakah bisa diterima lagi atau tidak.
“Siswa MTs negeri yang pindah itu ada di Kecamatan Cirus, pindahnya ke boarding school di Kecamatan Kopo dan di Kecamatan Cikande,” ungkapnya.
Syihab menuturkan, pihaknya telah menerapkan PTM untuk semua sekolah MTs baik yang negeri maupun swasta bagi siswa dan para gurunyanya yang telah divaksin. “Sebagian besar sudah mulai belajar tatap muka,” katanya.***