BANTENRAYA.COM – Pemkot Serang dituntut transformasi 6 pilar kesehatan.
Transformasi 6 pilar kesehatan ini dalam rangka menyongsong Indonesia Emas tahun 2045.
Tranformasi 6 pilar kesehatan ini terungkap dalam acara peringatan Hari Kesehatan Nasional atau HKN ke 52 tingkat Kota Serang tahun 2023 yang digelar Dinas Kesehatan atau Dinkes Kota Serang, di Hotel Wisata Baru, Kota Serang, Rabu 22 November 2023.
Peringatan HKN ke 52 tingkat Kota Serang dibuka secara resmi oleh Walikota Serang Syafrudin, didampingi oleh Sekretaris Daerah Kota Serang Nanang Saefudin, Asisten Daerah II Kota Serang Yudi Suryadi, Kepala Dinkes Kota Serang Ahmad Hasanuddin dan jajarannya.
Baca Juga: Penetapan Lokasi Kampanye di Kota Cilegon Masih Tarik Ulur, Baru Disepakati 7 Titik
Walikota Serang Syafrudin mengatakan, peringatan HKN ke 52 sesuai dengan program pemerintah pusat, yakni dalam rangka menyongsong tahun emas Indonesia tahun 2045.
“Atas nama Pemerintah Kota Serang mengapresiasi yang setinggi-tingginya pada Dinas Kesehatan yang mengadakan HKN pada hari ini,” ujar Syafrudin, kepada Bantenraya.com.
Syafrudin menjelaskan, ada 6 pilar transformasi kesehatan yang harus dilaksanakan.
Pertama tranformasi layanan primer yaitu mengobati penyakit menjadi mencegah penyakit.
Baca Juga: Dinsos Kota Cilegon Akui Bantuan Rutilahu Prosesnya Bertele-tele
Kedua, transformasi layanan rujukan dari akses layanan kesehatan yang susah menjadi mudah.
Ketiga, transformasi sistem kesehatan ketanganan kesehatan dari industri kesehatan yang tergantung pada luar negeri menjadi tergantung kepada luar negeri menjadi mandiri di dalam negeri.
Keempat, transformasi pembiayaan kesehatan, dan pembiayaan yang tidak efesien menjadi efesien.
Kelima, transformasi sumber daya manusia (SDM) kesehatan yang kurang menjadi cukup SDM.
Baca Juga: FKPT Banten Ajak Siswa SD di Kota Cilegon Cinta Tanah Air
Keenam, transformasi teknologi kesehatan yang terintegrasi jadi tidak berbelit-belit.
Oleh karena itu pihaknya menyambut baik dengan adanya program transformasi 6 pilar kesehatan.
“Kita ini dibebankan ada enam pilar yang harus kita laksanakan. Mudah-mudahan terus ditingkatkan dalam rangka pelayanan kesehatan menuju Kota Serang sehat, dan cerdas,” katanya.
“Jadi kita dituntut untuk sehat dan cerdas untuk menyongsong tahun 2045,” beber dia.
Baca Juga: Tuntut Keberpihakan Walikota, Buruh Kota Cilegon Minta UMK 2024 Naik 20 Persen
Syafrudin tak menampik bahwa tranformasi 6 pilar kesehatan masih belum maksimal alias belum efektif, terutama di sektor sumber daya manusia (SDM).
“Hanya memang belum efektif, karena terutama di SDM kita masih banyak kurang, masih mengandalkan tenaga-tenaga non PNS yang ada sekarang ini. Bahkan non PNS mendominasi dari jumlah kebutuhan 20, 11 orang itu tenaga non PNS,” tandas dia.
Kepala Dinkes Kota Serang Ahmad Hasanuddin mengatakan, dari 6 pilar tranformasi kesehatan, layanan primer atau mencegah dari pada mengobati yang akan digenjot. Karena kalau mengobati itu yang difokuskan banyak biaya yang akan dikeluarkan untuk pengobatan.
“Tapi kalau seandainya kita mencegah maka yang sakit, yang biaya tinggi itu kita bisa pangkas, sehingga mencegah itu lebih baik dari pada mengobati,” kata Ahmad Hasanuddin.
Baca Juga: Tuntut Keberpihakan Walikota, Buruh Kota Cilegon Minta UMK 2024 Naik 20 Persen
Upaya pencegahan yang akan dilakukan mulai dari tingkat Posyandu, diperkuat di tingkat Pustu, dan diperkuat juga di Puskesmas.
“Di situ kan ada nanti untuk mencegah ada promosi kesehatan diperkuat, kemudian juga KIE melalui promosi kesehatan, komunikasi, informasi, edukasi, sehingga yang sakit bisa berkurang,” jelas dia.
Ahmad Hasanuddin mengakui bahwa untuk gerakan prilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS belum maksimal, mengingat prilaku masyarakat yang perlu dilakukan edukasi secara kontinyu.
“Kalau bicara sudah dilakukan sudah. Tapi kalau ditanya maksimal sudah tercapai belum, memang belum,” akunya.
Baca Juga: Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta Ajak Warga Berikan Donasi Terbaik Bantu Palestina
Ahmad Hasanuddin menyebutkan, salah satu PHBS yang belum maksimal tersebut adalah perihal buang air besar sembarangan atau BABS.
“Contoh ODF (open defecation free) atau bebas buang air besar sembarangan itu tidak semuanya bebas buang air besar sembarangan,” ujarnya.
“Tapi sudah ada juga yang bebas. Makanya saya tanyakan kalau sejauh ini sudah dilakukan ya sudah. Contoh gerakan makan buah tadi dilakukan,” terang Ahmad Hasanuddin.
Ahmad Hasanuddin menjelaskan, kecamatan yang prilaku PHBSnya belum maksimal salah satunya adalah Kecamatan Kasemen.
Baca Juga: Biznet Cover 30 Persen Titik Blank Spot di Kota Serang, Ini Sebaran Kecamatannya
“Saya pengen konsentrasi di daerah utara yaitu Kasemen memang masih banyak yang belum bebas buang air besar sembarangan,” ungkap dia.
Ahmad Hasanuddin mengaku pihaknya sudah melakukan upaya untuk mengentaskan program BABS di Kota Serang.
“Ada. Selama ini kita sudah lihat. Contoh Cipocok. Sudah bebas buang air besar sembarangan. Kita bekerjasama dengan pihak-pihak luar sama-sama untuk menanggulangi terkait dengan itu termasuk LAZ Harfa,” tandasnya. ***
 
			















