BANTENRAYA.COM – Indeks Harga Saham Gabungan atau IHSG ditutup menguat atau terapresiasi pada level 8.602 atau naik 0,94 persen.
Pada Kamis 27 November 2025 IHSG diprediksi akan mengalami koreksi atau pelemahan terbatas nanti.
Pelemahan IHSG tersebut dipicu sejumlah faktor sentimen pasar, salah satunya yakni rencana pemangkasan suku bunga oleh The Feed pada Desember mendatang.
Selanjutnya, sentiment lainnya yakni adanya kabar laporan jika Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett, dipertimbangkan sebagai kandidat terkuat untuk menjadi Ketua The Fed berikutnya.
Head of Retail Research BNI Sekuritas Fanny Suherman menjelaskan, dengan kondisi yang akan terjadi tersebut, maka IHSG berpotensi mengalami koreksi Kembali pada level 8.530 hingga 8.570 dibandingkan sebelumnya mencapai 8.602.
BACA JUGA: MBG Bakal Dorong Peningkatan Pasar Saham, Emiten Peternakan Bakal Untung Besar
“IHSG berpotensi melemah terbatas hari ini. diperkirakan pada level 8.530 hingga 8.570,” katanya.
Beberapa hal yang akan terjadi tentu saja membuat sentiment pasar muncul, terlebih lagi adanya kabar ketua The Fed dan kebijakannya memangkas suku bunga.
“Direktur Dewan Ekonomi Nasional Gedung Putih Kevin Hassett, dipertimbangkan sebagai kandidat terkuat untuk menjadi Ketua The Fed berikutnya,” papar Fanny.
Berdasarkan data tradingview.com pada pasar saham IHSg mengalami kenaikan sebelumnya yakni Sektor Layanan Komersial dengan nilai kapital 48,7 triliun naik 5,65 persen dengan level pembelian mencapai 82,92 miliar.
Komunikasi 827,69 triliun naik 4,79 pembelian 62,24 miliar.
BACA JUGA: Pasar Saham Diprediksi Masih Akan Naik 10 Persen di 2026, Ini Alasannya
Layanan Kesehatan nilai kapital 312,73 triliun 3,13 persen mencapai pembelian 4,75 miliar, Layanan Konsumen 335,88 triliun naik 3,04 persen pembelian 124,72 miliar dan Layanan Industri 187,95 triliun naik 2,28 persen nilai pembelian 39,15 miliar.
Saham yang ditutup negative yakni Produsen Pabrikan nilai kapital 233,62 triliun minus 1,81 persen dan Layanan Distribusi nilai kapital 146,59 triliun minus 0,25 persen.***


















