BANTENRAYA.COM – Pasar saham pada 2026 terutama di Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) masih akan naik 10 persen pada 2026 nanti.
Artinya, Harga IHSG masih akan bisa lebih meningkat tembus di angka 9.000 ribu sampai 9.250 pada periode 2026 nanti.
Diketahui, pada 2025 sendiri,IHSG sudah menembus sampai 18 persen dan menjadi yang terbaik di Kawasan Asia.
BACA JUGA: Membanggakan, Empat Siswa SMKIC Padarincang Juara Kompetisi Robotik Internasional
Trend kenaikan tersebut masih akan berlangsung seiring dengan berbagai kebijakan pemerintah yang akan terus mendorong pertumbuhan ekonomi.
Dalam rilis tertulisnya, Analis Citigroup Helmi Arman menyampaikan, pemerintah akan belanja besar dan agresif pada 2026 mendatang. Hal itu akan mendorong pertumbuhan ekonomi lebih cepat. Serta, adanya pemulihan sektor perbankan dengan kredit yang lebih sehat juga akan memacu pertumbuhan.
“Percepatan belanja pemerintah serta peningkatan subsidi sosial dapat mendorong konsumsi rumah tangga, yang akan menguntungkan emiten sektor konsumer dan ritel seperti Alfamart dan Mayora,” katanya, Minggu 23 November 2025.
Suku bunga rendah, jelas Helmi, akan menguntungan sejumlah bank milik BUMN. Hal itu akan menjadi pondasi yang positif bagi pasar saham.
“Bank-bank besar seperti Bank Syariah Indonesia (BSI), Bank Negara Indonesia (BNI), dan Bank Rakyat Indonesia (BRI) berpotensi mendapatkan manfaat dari suku bunga yang lebih rendah,” jelasnya.
Kendati begitu, untuk rupiah sendiri masih akan tertekan terhadap dolar AS. Bahkan bisa sampai 3,5 persen sepanjang tahun 2025.
“Rupiah masih akan tertekan dalam jangka pendek, karena Bank Indonesia lebih fokus mendorong pertumbuhan ekonomi dibanding menjaga stabilitas kurs,” ujarnya.***


















