BANTENRAYA.COM – Berada di tengah Kota Serang, Le Semar Hotel muncul sebagai sebuah hotel dengan gaya tak biasa, arsitektur kolonial Belanda yang dipadukan dengan arsitektur Jawa. Keduanya dikemas ulang untuk dinikmati pada era masa kini.
Le Semar Hotel yang berlokasi di Jalan Bhayangkara No. 50, Sumurpecung, Kota Serang, Banten, ini berhasil menghadirkan atmosfer masa lampau sehingga memberikan pengalaman “menjadi bangsawan Belanda dan bangsawan Jawa dalam semalam”.
Bangunan Le Semar Hotel menonjol berkat gaya arsitektur klasik yang dirancang untuk membawa pengunjung “melangkah ke masa lalu”.
Tembok bangunan yang super tebal, pintu dan jendela yang super tinggi, dan keseluruhan bangunan dicat menggunakan cat putih, ciri khas bangunan kolonial Belanda.
BACA JUGA: Pembangunan SPPG di Banten Baru Capai 45 Persen, Pemprov Fokus Perbaiki Kualitas MBG
Saat memasuki lobi hotel, suasana masa lalu semakin terasa. Lantai tegel bermotif mengingatkan kita pada lantai bangunan mewah masa Belanda.
Aneka barang-barang antik seperti guci dan piring keramik vintage yang dipajang di lobi hotel semakin menambah suasana zaman baheula.
Yang ikonik, sepeda motor Dampf Kraft Wagen atau DKW Hummel buatan Jerman yang pertama kali diproduksi tahun 1956 bersama Vespa nangkring juga di lobi hotel. Sementara suasana Jawa amat terasa dengan hadirnya satu set gamelan, bangku dan meja terbuat dari kayu khas rumah-rumah bangsawan Jawa.
Suasana yang kental dengan Jawa semakin terasa pada cafe bernama LIMASAN Cafe yang berada di taman hotel. Bangunan cafe yang merupakan joglo, sangat kuat nuansa Jawa-nya.
Apalagi, tiang-tiang penyangga joglo yang terbuat dari kayu asli yang keras semakin mempertegas suasana ini.
Le Semar mungkin satu-satunya hotel di Serang yang mengambil konsep masa Hindia Belanda. Kota Serang sendiri memiliki banyak warisan bangunan kolonial Belanda.
Beberapa bangunan zaman Belanda yang hingga kini masih terawat dan digunakan di antaranya adalah Kantor Gubernur Banten, Gedung Juang 45, dan Mapolres Serang Kota.
Dewi Anggraeni, Hotel Manager Le Semar Hotel, tidak menampik bahwa Le Semar memang sengaja menonjolkan suasana masa lalu untuk dihadirkan kepada para tamu yang datang.
Namun, suasana kuno itu hanya pada bangunan dan sejumlah ornamen yang sengaja ditonjolkan. Sementara untuk kamar dan fasilitasnya sendiri semuanya modern.
“Secara konsep memang lebih ke bangunan kuno zaman kolonial Belanda,” ujar Dewi.
Le Semar Hotel menyediakan beberapa tipe kamar utama yang disebut sebagai tipe Standar dengan harga Rp600 ribu, Superior dengan harga Rp750 ribu, tipe Deluxe dengan harga Rp850 ribu, dan Family Suite dengan harga Rp1 juta per malam.
Adapun fasilitas dan layanan yang disediakan di antaranya adalah ruang tamu dan sarapan untuk 80 orang, meeting room untuk 100 orang, private meeting room, restoran 24 jam, outdoor cafe, laundry, area parkir mobil dan motor, hingga WiFi gratis.
Lokasi hotel Le Semar strategis karena berada di pusat kota dan dekat dengan gerbang tol Serang Timur, pusat belanja, dan pusat tiga pemerintahan, yaitu Pemerintah Kota Serang, Pemerintah Kabupaten Serang, dan Pemerintah Provinsi Banten.
Le Semar Hotel bukan hanya tempat menginap. Ia adalah ruang narasi sejarah dan gaya hidup yang membawa tamu menjejak ke masa lampau kolonial sambil menikmati kenyamanan masa kini.
Dengan arsitektur klasik yang kental, lokasi strategis, dan konsep unik “bangsawan Belanda dan Jawa sehari”, hotel ini menjadi pilihan menarik bagi mereka yang ingin lebih dari sekadar tidur semalam. ***
















