BANTENRAYA.COM – Program umroh mandiri yang digelontorkan Kementerian Haji dan Umrah diprediksi akan mempengaruhi bisnis bagi biro perjalanan travel haji dan umroh.
Namun, pengaruh tersebut dipastikan tidak kan lebih dari 10 persen untuk penurunan jamaah umroh di biro perjalanan.
Para pengusaha biro perjalan umroh dan hai meyakini jika nantinya perjalanan umrah mandiri tidak akan semudah yang dibayangkan kendati orang-orang berpikir lebih murah dan efektif.
Menurut Pengelola Biro Perjalanan Umroh dan Haji Inayah Haromain di Cilegon yakni Rahmatullah, tidak akan berpengaruh signifikan terhadap bisnis. Jika pun ada penurunan hanya tidak akan lebih dari 10 persen.
Artinya, jika dikalkulasi perjalan umroh dihargai rata-rata Rp30 juta hingga Rp35 juta per orang, maka potensi kehilangan omset mencapai Rp6 miliar hingga Rp7 miliar per tahun. Sebab, dalam satu tahun keberangkatan di Inayah Haromain mencapai 2.000 orang.
BACA JUGA : Soal Legalitas Umroh Mandiri, Kata Agen Travel Umroh di Lebak Bisa Kurangi Pendapatan
“Ya menurut saya, ya paling ya dampaknya hanya sekian, ya nggak kurang dari 10 persen lah paling lah. Karena memang kalau umroh mandiri itu lebih kepada orang-orang yang memang sudah pernah berangkat ke sana. Kita kalau per tahun atau musim di angka 2000 lebih sih, Per musim itu hitungan dari Muharram sampai di Syawal. Jadi 1447 ini sekarang baru mulai, sedang berjalan,” katanya, Selasa (28/10).
Program umroh mandiri jelas Rahmatullah, berpotensi menimbulkan imigran dan Tenaga Kerja Indonesia ilegal atau gelap di Arab Saudi. Tidak hanya itu saja, umroh mandiri juga akan mengakibatkan adanya haji ilegal nantinya.
Hal itu, karena nantinya akan banyak oknum yang memanfaatkan jalur umroh mandiri tapi untuk tujuan lain menjadi TKI atau haji ilegal, terlebih aat menjelang musim haji nanti.
“Iya, nanti tiba-tiba orang berangkat kemudian ke imigrasi juga bingung, Imigrasi itu bisa mengeluarkan paspor jika ada rekomendasi dari travel. Sekarang rekomendasinya, dari mana kalau dia tidak pakai travel. Imigrasi pada nggak mau mengeluarkan begitu, khawatir mereka dipakai buat TKI, disalahgunakan yang penting beli tiket aja, sampai sana saya udah ngabur aja, 2 tahun buat haji. Jadi imigran gelap akhirnya,” ucapnya.
BACA JUGA : Ustadz Lancip Hadiahkan Umroh Gratis untuk Kepala SMAN 1 Cimarga, ini Alasannya
Biaya Umroh Travel Rp 35 Juta Per Orang
Salah satu pengelola Umroh lainnya yang enggan menyebutkan namanya menyatakan, untuk harga berangkat umroh dengan travel biasanya dihargai rata-rata Rp35 juta per orang. Itu sudah paket menginap di hotel bintang 5. Di Kota Cilegon sendiri biasanya ada sebanyak kurang lebih 5.000 orang yang berangkat umrah, sehingga dengan kebijakan umrah mandiri pastinya akan sangat mengurangi pendapatan dari sisi bisnis travel.
“Secara kebijakan saya masih mempelajarinya. Namun, jika benar itu diterapkan, pastinya akan sangat berdampak dari sisi jamaah yang berangkat melalui travel. Ada kurang lebih 5 ribu setiap tahunnya berangkat dari Kota Cilegon. Itu biasanya dengan paket paling rata-rata mengambil yang paling mahal Rp35 ribu atau premium,” ucapnya.
Senada dengan Rahmatullah, adanya umrah mandiri akan menimbulkan permasalahan nantinya. Sebab, tidak semua orang memiliki kecakapan dalam hal bepergian, terutama ke luar negeri. Artinya, sebagian besar pasti akan tetap menggunakan travel.
BACA JUGA : Kementerian Haji dan Umroh Keluarkan Kebijakan Baru, Bersathu Siap Sukseskan
“Dampaknya ada, tapi sebagian besar tetap sepertinya akan menggunakan biro perjalan untuk berangkat umrah. Sebab, disana itu berbeda dan orang masih akan kesulitan dalam menyiapkannya,” jelasnya. (***)
















