BANTENRAYA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Provinsi Banten melaksanakan ujicoba sistem peringatan dini tsunami atau early warning system atau EWS di 22 titik kawasan pesisir, pada Senin, 27 Oktober 2025.
Kegiatan yang berlangsung serentak secara nasional ini, merupakan bagian dari program Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB dalam memerkuat kesiapsiagaan masyarakat di wilayah rawan bencana.
Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Banten Nana Suryana mengatakan, ujicoba tersebut dilakukan di empat kabupaten kota di Banten, yaitu Kabupaten Lebak, Kabupaten Pandeglang, Kota Cilegon, dan Kabupaten Serang.
Ke empat wilayah tersebut dipilih karena dinilai memiliki kerawanan tinggi terhadap ancaman tsunami.
“Alhamdulillah, kita sudah melakukan ujicoba sirine secara serentak di seluruh provinsi dan kawasan kota se-Indonesia yang merupakan kegiatan yang diinisiasi oleh BNPB. Beberapa daerah, termasuk kita, Banten, mendapatkan tambahan perangkat early warning system tsunami. Di kita, ada 22 titik yang tersebar di empat kabupaten,” ujarnya.
BACA JUGA: Bencana Kegagalan Teknologi Jadi Ancaman, BPBD Provinsi Banten Tak Bisa Jalan Sendiri
Nana menjelaskan, sejumlah perangkat baru telah diterima dari BNPB, termasuk pusat pengendalian operasi (Pusdalops) dan sistem EWS di beberapa titik strategis pesisir.
Ia menuturkan, setiap kabupaten kota memiliki jumlah titik yang berbeda, antara empat hingga enam lokasi.
Menurutnya, pemasangan perangkat ini menjadi langkah penting untuk memerkuat sistem mitigasi bencana di Banten.
Selain itu, perangkat yang telah dipasang diharapkan dapat beroperasi penuh pada tahun ini setelah seluruh pengujian selesai dilakukan.
“Kita tidak berharap bencana itu terjadi, tetapi jika memang harus terjadi, maka langkah-langkah mitigasi dan penanganan sudah kita siapkan. Dengan adanya perangkat ini, diharapkan risiko dan dampak akibat tsunami bisa diminimalkan,” katanya.
BACA JUGA: Chandra Asri Group Edukasi dan Mitigasi Bencana di Kelurahan Kepuh
Terkait jenis perangkat yang digunakan, Nana menyebut, sistem peringatan dini tsunami ini dilengkapi dengan ruang kendali, tombol khusus yang hanya bisa dioperasikan oleh petugas berwenang, serta sistem keamanan berlapis berupa sandi dan password yang berbeda di setiap titiknya.
Sehingga, meminimalisasi kejadian-kejadian seperti dicuri, dirusak, atau digunakan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.
“Perangkatnya terdiri dari ruang pengendali dan tombol khusus yang dioperasikan oleh petugas terlatih. Jadi tidak bisa sembarangan diaktifkan. Dan setiap operator juga sudah dilatih langsung oleh BNPB agar prosedurnya sesuai standar nasional,” jelasnya.
Nana menambahkan, jangkauan suara sirine di setiap titik dapat mencapai radius sekitar dua kilometer dari menara utama.
Dengan begitu, kata dia, masyarakat di sekitar pantai diharapkan bisa mendengar peringatan dini dengan jelas saat sistem diaktifkan.
BACA JUGA: Bunda PAUD Tinawati Andra Soni Tanamkan Kesadaran Mitigasi Bencana pada Anak-anak
Terkait sebaran 22 titik EWS di Banten sendiri, kata Nana, meliputi enam desa di wilayah Pandeglang, yang terdiri dari Desa Sumberjaya, Desa Cikiruh Wetan, Desa Panimbangjaya, Desa Cigondang, Desa Caringin, dan Desa Carita.
Selain itu, terdapat enam desa di wilayah Lebak, yang meliputi Desa Muara, Desa Situregen, Desa Sukajadi, Desa Pondokpanjang, Desa Bayah Barat, dan Desa Sawarna.
“Kemudian ada juga enam desa di wilayah Kabupaten Serang, yaitu Desa Bulakan, Desa Karang Suraga, Desa Anyar, Desa Argawana, Desa Sumuranja, dan Desa Salira. Serta, empat desa di wilayah Kota Cilegon, yakni Desa Kubangsari, Desa Mekarsari, Desa Lebak Gede, dan Desa Gerem,” terang Nana.
Dari hasil ujicoba hari ini, Nana mengungkapkan, sebagian besar perangkat berfungsi dengan baik, namun terdapat dua titik di Kabupaten Pandeglang, yakni Desa Sumberjaya dan Cikiruh Wetan, mengalami gangguan teknis.
“Hampir semuanya berjalan dan berfungsi dengan baik. Hanya saja ada dua desa yang pada saat uji coba tadi off. Sekarang sedang kami cek penyebabnya dan akan segera diperbaiki,” ungkapnya.
BACA JUGA: Tinawati Andra Soni Dorong Setiap PAUD Belajar Kebencanaan ke BPBD Banten
Nana menegaskan bahwa, seluruh perangkat EWS di Banten merupakan hibah dari BNPB yang diberikan kepada masing-masing daerah.
BPBD Provinsi dan Kabupaten hanya berperan sebagai operator dan pelaksana di lapangan.
“Semuanya merupakan hibah dari BNPB untuk tiap-tiap provinsi. Kami hanya sebagai operator dan pengelola perangkat di lapangan,” tuturnya.
Sebagai tindak lanjut, BPBD Banten berencana menggelar uji coba sirine secara rutin setiap bulan.
Langkah ini dilakukan untuk memastikan perangkat selalu siap digunakan sekaligus membangun kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana di daerah pesisir.
BACA JUGA: Komisi 1 DPRD Kota Tangerang Kunker ke BPBD Kota Serang Belajar Tentang Kebencanaan
“Ke depan, ujicoba sirine ini akan kami intensifkan setiap bulannya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap kesiapsiagaan bencana,” pungkas Nana.***
















