BANTENRAYA.COM – Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Provinsi Banten mendorong agar kawasan industri rutin menggelar simulasi bencana akibat kegagalan teknologi.
Simulasi ini penting untuk melatih kesiapsiagaan agar ketika terjadi bencana akibat kegagalan teknologi jumlah korban luka bahkan korban jiwa bisa diminimalisasi atau bahkan dinihilkan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan pada BPBD Provinsi Banten Asep Mulyana Hidayat mengatakan, bahwa Provinsi Banten memiliki banyak potensi bencana.
Salah satunya adalah bencana akibat kegagalan teknologi, karena itu perlu dibangun sebuah sistem agar ketika bencana itu terjadi korban luka dan korban jiwa bisa dihindarkan.
“Mitigasi mengurangi risiko bencana. Termasuk. bencana akibat kegagalan teknologi,” kata Asep saat Gladi Kesiapsiagaan Bencana Akibat Kegagalan Teknologi di BPBD Provinsi Banten, Rabu, 15 Oktober 2025.
BACA JUGA: Stop Truk Tambang, Ribuan Warga Kramatwatu Bakal Turun ke Jalan
Meski demikian, hal ini menurut Asep tidak bisa dilakukan sendiri oleh BPBD Provinsi Banten melainkan harus juga didukung oleh pihak-pihak terkait misalnya dunia usaha atau dunia industri yang ada di Provinsi Banten.
Terutama yang paling penting adalah industri yang ada di Cilegon dan Bojonegara yang merupakan daerah sentral industri yang ada di Provinsi Banten.
Asep mengungkapkan, pertemuan ini adalah bentuk dari koordinasi antara pemerintah daerah, pihak swasta atau industri, dan pihak lain yang juga ikut terlibat seperti TNI dan Polri untuk sama-sama merumuskan bagaimana mencegah bencana akibat kegagalan teknologi.
Menurut Asep saat ini paradigma yang digunakan oleh badan penanggulangan bencana bukan fokus pada penanganan melainkan pada pencegahan.
Salah satunya yang dilakukan dengan kolaborasi dan kerja sama semacam ini
“Saat ini BPBD mendahulukan pencegahan,” katanya.
BACA JUGA: Cegah Pajak Usaha Menguap, Bapenda Kabupaten Serang Sisir Usaha Pertambangan
Eka Irawan selaku pengelola Kawasan Industri Krakatau menyatakan sangat menyambut baik adanya rencana simulasi tanggap darurat bencana akibat kegagalan teknologi tingkat Provinsi Banten rencananya yang akan dilaksanakan di Kawasan Industri Krakatau.
Hal ini menurutnya sejalan dengan program yang selama ini dibuat oleh perusahaan di Kawasan Industri Krakatau.
“Karena hal ini dapat menguji kesiap Siagaan KERT (Krakatau Emergency Respon Team) dalam menghadapi bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami serta bencana industri yang disebabkan kegagalan teknologi,” katanya.
Ia mengungkapkan bahwa sejauh ini persiapan yang telah dilakukan untuk menghadapi bencana di antaranya adalah mereview petunjuk teknis KERT, melatih kesiapsiagaan anggota, mengecek sarana prasaran kedaruratan, dan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait.***
















