BANTENRAYA.COM – Kasus viralnya Sekolah Menengah Atas atau SMA Negeri 1 Cimarga di Kabupaten Lebak menjadi perbincangan di seluruh jagad media sosial warga Indonesia dalam sepekan terakhir.
Peristiwa itu terjadi bermula dari seorang siswa yang diketahui merokok di lingkungan sekolah.
Akibatnya, Kepala SMA Negeri 1 Cimarga memberikan teguran, namun dengan cara menampar.
Akibat tak terima ditegur dengan cara tamparan, siswa yang ditampar mendapatkan dukungan rekan-rekannya satu sekolah untuk mogok sekolah sebagai bentuk solidaritas.
Siswa yang ditampar pun melaporkan kejadian it uke pihak kepolisian melalui orang tuanya, meski laporan tersebut berujung dicabut.
Aksi mogok sekolah diketahui terjadi selama dua hari pada Senin – Selasa, 13-14 Oktober 2025.
Video mogok sekolah tersebut tersebar di jaga media sosial hingga viral.
Ditambah lagi, dengan kebijakan Gubernur Banten Andra Soni yang memerintahkan jajarannya untuk menonaktifkan Kepala SMA Negeri 1 Cimarga Dini Fitria.
Kebijakan tersebut memancing reaksi warganet di jaga media sosial yang agar Kepala SMA Negeri 1 Cimarga Dini Fitria diaktifkan Kembali.
Namun, kasus itu telah berakhir damai dengan berhasilnya mediasi yang juga difasilitasi Pemerintah Provinsi Banten, dan kasus hukum di kepolisian juga dicabut oleh pelapor, serta Dini Fitria Kembali mengemban jabatan kepala sekolah.
Meski telah selesai, namun warganet masih banyak mengulik kasus mogok massal di SMA Negeri 1 Cimarga.
BACA JUGA; Siswa SMAN 1 Cimarga Mulai Diberikan Trauma Healing Buntut Terus Diserang Warganet
Hal itu, tak terlepas dari video yang beredar di media sosial atas pernyataan dua dewan guru SMA Negeri 1 Cimarga yang menyatakan Kepala SMA Negeri 1 Cimarga Dini Fitria disebut tempramen.
Video dua guru SMA Negeri 1 Cimarga yang menyebut Kepala Sekolah sering marah tersebar luas di berbagai media sosial.
“Memang kita akui, karakter kepala sekolah sering agak marah ya, emosinya sering meluap-luap kepada anak-anak ataupun kepada dewan guru ya,” kata Guru SMA Negeri 1 Cimarga yang diketahui Bernama Novi Ika Susanti diwawancara pada Selasa, 14 Oktober 2025.
Saat itu, Novi Ika Susanti sempat diwawancara sejumlah wartawan di Kabupaten Lebak.
“Mungkin kejadian kemarin (mogok sekolah) mungkin akumulatif dari kejadian-kejadian kemarin ketika anak-anak ditegur diomelin di depan teman-temannya di depan siswa yang lain,” tuturnya.
BACA JUGA: PKC PMII Desak Rehabilitasi Nama Baik Kepala SMAN 1 Cimarga
“Memang kejadian kemarin itu ketika semua siswa sedang Jumat Bersih, semua kita melakukan kegiatan Jumat Bersih dengan kegiatannya masing-masing, kaya wali kelas di kelasnya masing-masing, bukan wali kelas juga dibagi zona, pada jam itu sudah mau beres, anak laki-laki seperti biasa keluar ke warung, nah setelah itu mungkin ibu kepala sekolah keliling ya pak ya dan menemukan siswa yang sedang merokok,” tuturnya.
“Di situ yang namanya anak, jangankan kepala sekolah, ketemu guru saja kalau ngerokok panik, dibuanglah si rokok itu dan pada lari anak-anak, di situ ibu kepala emosinya meluap-luap marah kepada anak tersebut,” tuturnya.
“Ibu kepala memang baru pertama jadi kepala sekolah di sini ya, memang kalau melihat dari sifatnya yang tadi dijelaskan ya, memang agak tempramen ya, sering marah ya, jadi marahnya itu sering meluap-luap, tapi kalau main tangan main pukul emang baru sekarang, baru kemarin,” ucapnya.
Guru tersebut juga menyebut Kepala SMA Negeri 1 Cimarga Dini Fitria sekitar 3 tahun menjabat kepala sekolah.
“Juga memang banyak yang kecewa juga dengan perilaku, bapak bisa lihat di video anak-anak yang beredar, kata anak-anak ibu ini bukan sekali dua kali, kalau memang dari bicara nada tinggi itu bukan sekali dua kali, sebetulnya kita tidak membenarkan siswa yang merokok dan kita bertahun-tahun di sini siswa yang merokok ditindak pak, ada aturannya ada hukumannya, tapi tidak harus seperti kemarin,” ucapnya.***















