BANTENRAYA.COM – Penantian penyintas bencana alam longsor dan banjir bandang 2020 di Kecamatan Lebakgedong, Kabupaten Lebak mulai menemukan titik terang.
Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Lebak memastikan pemerintah pusat melalui Badan Nasional Penanggulangan Bencana atau BNPB siap menyalurkan material pembangunan hunian tetap untuk 221 unit.
Diketahui, sebagian besar para korban bencana alam saat ini tinggal di hunian sementara Cigobang.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah atau BPBD Kabupaten Lebak Febby Rizki Pratama menjelaskan, kepastian tersebut muncul setelah Pemkab Lebak menggelar rapat bersama BNPB pekan lalu.
Salah satu hasil kesepakatannya ialah terkait pembangunan hunian tetap tersebut, untuk membangun 221 unit hunian tetap.
BNPB disebut akan menggelontorkan anggaran Rp60 juta per unit atau Rp13,26 miliar jika ditotalkan.
Baca Juga: Berpotensi Jadi Perkembangan Industri Kreatif, Event Cosplay di Kota Cilegon Minim Ruang Ekspresi
“Jadi per unit hunian tetap itu sekitar Rp60 juta. Tinggal dihitung saja totalnya. Tapi itu belum termasuk land clearing maupun saluran air,” kata Febby saat dihubungi pada Minggu, 24 Agustus 2025.
Febby mengungkapkan, sejumlah faktor lamanya proses pembangunan hunian tetap para penyintas bencana alam tahun 2020 silam.
Salah satunya ialah penyiapan lahan, Ia menjelaskan, lahan yang saat ini dipilih untuk pembangunan huntap awalnya merupakan kawasan hutan milik Taman Nasional Gunung Halimun Salak atau TNGHS.
Hingga setelah tiga tahun diperjuangkan, pihak taman nasional bersedia melepas tanah tersebut.
“Kemudian juga yang mengajukan permohonan serupa tak hanya di Kabupaten Lebak. Hingga akhirnya pembangunan huntap untuk korban bencana di Lebak diprioritaskan pemerintah pusat,” ungkapnya.
Febby juga menerangkan, saat ini Pemerintah Provinsi atau Pemprov Banten juga berencana melakukan pengerasan jalan menuju kawasan hunian tetap sebagai akses warga yang nantinya akan tinggal.
Proses pengerasan akan dilakukan secepatnya, Febby berharap, perjuangan pemerintah untuk membangun hunian tersebut bisa segera rampung dan dirasakan manfaatnya oleh para penyintas bencana alam.
“Rencana penanganan rumah terdampak bencana itu secepatnya oleh BNPB. Dalam satu atau dua minggu ke depan BNPB akan segera menurunkan material bangunan ke lokasi, Mudah-mudahan tidak ada hambatan. Sehingga warga terdampak bencana segera mempunyai rumah tetap,” terangnya.
Baca Juga: Drakor Bon Appetit Your Majesty Episode 2: Nasib Ji Young Usai Sajikan Makanan ke Lee Heon
Di lokasi hunian sementara, warga sendiri rupanya mengaku tak pernah berhenti menunggu.
Sejumlah warga juga bahkan menceritakan kesulitannya selama lima tahun di huntara.
Salah seorang warga, Arnita menuturkan dirinya harus menempuh perjalanan berkilo-kilo meter dengan kondisi jalan yang rusak ketika sakit.
“Kalau sakit terus mau ke puskesmas ya mau gak mau ngojek, jauh. Sekali jalan pasti harus ada ongkos, sekitar Rp30 ribu. Yang lain juga sama, apalagi yang punya anak kecil,” terang dia.
Dia menyebut alasan dirinya dan warga lain memilih lokasi tersebut untuk mendirikan huntara setelah tertimpa bencana longsor 2020 silam lantaran lokasi tersebut tak terlalu jauh dari kampungnya dulu yang kini sudah rata dengan tanah.
Baca Juga: Makin Seru! Drakor Beyond The Bar Episode 8: Klik Link Nonton Full Movie dan Spoiler
“Sudah banyak sekali yang berubah. Sudah ada yang meninggal, yang bujang sudah punya anak-istri, pemimpin juga sudah gonta-ganti, tapi gini-gini saja. Kampung lama kita bahkan sekarang sudah seperti belantara,”tandasnya.***