BANTENRAYA.COM – Pada pertengahan tahun 2024, Pemerintah bersama Impact Investment Exchange (IIX) meluncurkan instrumen surat utang baru yang dinamakan obligasi oranye (orange bonds).
Instrumen ini dirancang sebagai solusi pendanaan inovatif untuk mendukung program-program Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama dalam hal mendorong kesetaraan gender.
Koordinator Tim Ahli Sekretariat Nasional SDGs Bappenas, Yanuar Nugroho, mengungkapkan bahwa masih terdapat kekurangan pembiayaan SDGs yang cukup besar, yakni mencapai Rp24.000 triliun.
Baca Juga: Rahasia Lezatnya Sate Maranggi 97 Serang, Saking Enaknya Ikang Fawzi Langganan Tiap Minggu
Oleh karena itu, dibutuhkan sumber pendanaan alternatif yang lebih kreatif dan berkelanjutan.
“Orange bonds diharapkan dapat memainkan peran penting dalam mengatasi kesenjangan dengan menyediakan modal untuk proyek-proyek yang fokusnya pada sustainable dan gender equality,” tutur dia, dalam media briefing, di Jakarta, Rabu (10/7/2024).
Selain menjadi sumber pendanaan, orange bonds juga diharapkan mampu mempromosikan inklusi sosial ekonomi dengan memberikan akses keuangan yang lebih besar kepada perempuan dan kelompok yang terpinggir atau marjinal.
Baca Juga: Audiensi dengan Walikota Serang Budi Rustandi, Warga Sukadana Minta Uang Kerohiman Rp 5 Juta Per KK
Sehingga, pihak swasta didorong untuk mengadopsi obligasi ini.
“Kami memang aspirasinya 2025, kita harap bisa punya partner dengan private sektor jadi kita bisa mobilisasi untuk inklusi. Tapi ini harus kolektif, kami tidak memaksakan, tergantung kesiapan,” ucap Yanuar.
Bukan hanya pihak swasta, Chief Operating Officer Impact Investment Exchange (IIX) Angela Ng menjelaskan bahwa pemerintah juga memainkan peran besar untuk mendorong adopsi orange bonds.
Baca Juga: 10 Tahun Jadi Ketua DKM, Tb Muhammad Sholeh Fokus Berdayakan Jamaah Masjid
Pasalnya, orange bonds tidak menggantikan obligasi berkelanjutan yang telah diterbitkan pemerintah, tetapi justru melengkapinya.
Menurutnya, orange bonds berpotensi memobilisasi dana sekitar 10 miliar dollar ASZ atau sekitar Rp160 triliun (kurs Rp16.000 per dollar AS).
“Dan memberdayakan 100 juta perempuan dan minoritas gender pada tahun 2030,” katanya.
Kini, setahun berselang di tengah tahun 2025, Orange Bond perdana telah diluncurkan.
Bukan oleh pihak swasta, namun oleh salah satu lembaga keuangan milik negara. PT Permodalan Nasional Madani (PNM) merupakan lembaga yang pertama kali dipercaya untuk menerbitkan Orange Bond di Indonesia.***



















