BANTENRAYA.COM – Dalam rangka memperkuat peran aktif gerakan mahasiswa dalam proses rekonsiliasi demokrasi di Indonesia serta memperjuangkan pendidikan gratis, sejumlah Ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan mahasiswa mengadakan diskusi publik.
Diskusi publik tersebut memiliki tema “Revitalisasi Gerakan Mahasiswa sebagai Fasilitator Rekonsiliasi Demokrasi Indonesia dan Pendidikan Gratis.”
Kegiatan diskusi revitalisasi gerakan mahasiswa itu diadakan pada Minggu, (10/11/2024) di Rumah Dunia, Kota Serang.
Baca Juga: SERBU! Promo Kode Voucher Belanja Online di Shopee 11.11 Hari Ini 11 November 2024
Dan memiliki tujuan untuk mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang dapat dilakukan oleh gerakan mahasiswa dalam menghadapi tantangan demokrasi dan pendidikan di Indonesia.
Diskusi ini menyoroti peran penting mahasiswa sebagai agen perubahan dalam proses demokratisasi yang berkelanjutan, yang tidak hanya terbatas pada partisipasi politik.
Akan tetapi juga pada usaha membangun kembali kohesi sosial di tengah keragaman dan dinamika politik Indonesia pasca-reformasi.
Baca Juga: BRI Jadi Pemimpin Keuangan Berkelanjutan di Sektor Perbankan, Pencapaian Skor ESG Tembus 75
Para peserta sepakat bahwa gerakan mahasiswa harus lebih proaktif dalam mendorong rekonsiliasi sosial, memperjuangkan nilai-nilai demokrasi, dan menuntut kebijakan yang lebih berpihak pada pendidikan yang inklusif dan terjangkau bagi seluruh rakyat Indonesia.
Salah satu topik utama dalam diskusi tersebut adalah tantangan akses pendidikan yang masih menjadi isu utama di Indonesia dan Provinsi Banten.
Walaupun telah ada berbagai kebijakan terkait pendidikan, namun biaya pendidikan yang terus meningkat masih menjadi hambatan yang signifikan bagi banyak kalangan.
Baca Juga: Link Pendaftaran Petani Milenial 2024, Lengkap dengan Persyaratan dan Kuota Pendaftar
Diskusi tersebut mengusulkan agar gerakan mahasiswa kembali menghidupkan semangat perjuangan pendidikan gratis, sebagaimana yang dulu menjadi bagian integral dari gerakan mahasiswa di masa Orde Baru dan Reformasi.
Bagas Yulianto selalu Kordinator Aliansi BEM Banten Bersatu mengatakan mahasiswa harus kembali menjadi motor penggerak.
“Mahasiswa harus kembali menjadi motor penggerak yang tidak hanya berbicara tentang pendidikan, tetapi juga ikut terlibat dalam upaya penyelesaian masalah sosial, termasuk ketidakadilan pendidikan. Pendidikan yang tidak terjangkau adalah bentuk ketidakadilan yang harus kita atasi bersama,” ujar Bagas Yulianto.
Selain itu, gerakan mahasiswa diharapkan dapat memperkuat peranannya dalam proses rekonsiliasi demokrasi Indonesia.
Para aktivis mengingatkan bahwa demokrasi yang sehat harus didasarkan pada keterbukaan, dialog, dan penghargaan terhadap keberagaman.
Mahasiswa sebagai kaum intelektual muda diharapkan dapat menjadi fasilitator dalam mempertemukan berbagai kelompok dengan pandangan yang berbeda, untuk bersama-sama mencari solusi terhadap permasalahan Regional (Daerah) – nasional yang tengah dihadapi.
Baca Juga: Ajak Warga Cinta Produk Lokal, Dewi-Iing Kampanyekan Jam Tangan dan Sepatu Produk UMKM Pandeglang
“Revitalisasi gerakan mahasiswa dalam konteks ini bukan hanya soal mempertahankan tradisi aktivisme, tetapi juga menyesuaikan diri dengan kondisi dan tantangan zaman. Mahasiswa harus mampu mengedukasi publik tentang pentingnya demokrasi yang inklusif dan mengedepankan kepentingan rakyat banyak,” tambah Bagas Yulianto.
Sebagai penutup, diskusi ini mengingatkan bahwa gerakan mahasiswa harus kembali menggali potensi solidaritas untuk memperjuangkan hak-hak dasar rakyat, khususnya dalam bidang pendidikan, agar Indonesia dapat maju dengan keadilan sosial yang lebih merata.
Peserta diskusi juga sepakat untuk terus mendorong kebijakan yang mendukung pendidikan gratis dan akses yang setara untuk semua lapisan masyarakat. ***















