SERANG, BANTEN RAYA – Pengunduran pelaksanaan pemilihan kepala desa (Pilkades) serentak di Kabupaten Serang selama dua bulan diakui para calon kepala desa (cakades) cukup memberatkan. Selain mereka sudah keluar biaya hingga ratusan juta hingga Rp2 miliar, pilkades juga belum ada jaminan kepastian pelaksanaannya.
Calon Kades Kareo, Kecamatan Jawilan Santibi mengatakan, sejak ada pengumuman pengunduran pelaksanaan pilkades selama dua bulan, tamu yang datang ke rumahnya mulai berkurang. “Warga sudah tahu kalau pilkades ditunda selama dua bulan, jadi kunjungan tamu mulai berkurang,” kata Santibi, Kamis (12/8/2021).
Walaupun tamu yang datang ke rumah para cakades mulai berkurang, namun pengunduran pelaksanaan pilkades cukup memberatkan dan membebani para cakades, baik cakades baru maupun cakades petahana. “Menunggu satu minggu saja berat apalagi ini sampai dua bulan, teman-teman sudah pada lelah,” ujarnya.
Ketua Asosiasi Perangkat Desa Seluruh Indonesia (Apdesi) Kabupaten Serang ini menuturkan, biaya yang sudah dikeluarkan para cakades selama proses pencalonan berlangsung nilainya cukup besar. “Mungkin sementara ini habisnya kurang lebih segitu (ratusan juta-red) tapi kan belum serangan fajar. Serangan fajar itu sudah jadi rahasia umum,” paparnya.
BACA JUGA: Pilkades Serentak Kabupaten Serang Diundur Sampai Dua Bulan ke Depan
Bahkan menurut Santibi, beberapa cakades di wilayah-wilayah industri sudah ada yang habis Rp1 miliar sampai Rp2 miliar. “Banyak calon yang menyampaikan ke saya agar Apdesi bisa beraudiensi dengan Kemendagri. Saya sudah menyampaikan ke Apdesi provinsi dan Apdesi pusat agar kebijakan penundaan dua bulan ditinjau ulang,” tuturnya.
Calon Kepala Desa Kebonratu, Kecamatan Lebakwangi Ahmad Guruh Tajul Arasy mengatakan, pengunduran pelaksanaan pilkades cukup membuat lelah pikiran dan segala-galanya. “Kalau tamu mulai semalam (11/8/2021) sudah enggak ada setelah saya mengumpulkan tim saya. Tapi kalau ada yang datang tetap saya terima,” kata Guruh.
Saksikan Podcast Meja Redaksi di Banten Raya Channel
https://www.youtube.com/watch?v=IwGZmhgR1IQ
Ia menuturkan, secara manusiawi ada kekhawatiran tim sukses (timses) dan simpatisan yang mendukungnya pindah dukungan kepada calon yang lain dengan terus-terusan diundurnya pelaksaan pilkades. Karena, menurutnya hati pemilih mudah berubah.
“Tapi saya yakin tim saya bisa solid dan bisa mengelola teman-teman yang lain. Untuk biaya yang sudah keluar cukup lumayan, enggak sampai segitu (Rp1 miliar-red). Kebetulan kalau saya banyak donatur terutama dari saudara dan teman-teman. Ada juga yang ngirim makanan seperti singkong dan makanan lain,” ujarnya. (tanjung/fikri)















